Sambar.id, SUBANG,JABAR - Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Subang bersama UPTD P5A Compreng, Pusakajaya menggelar kegiatan orientasi pendamping keluarga dalam rangka penurunan stunting di daerah.
Orientasi sendiri diikuti oleh perwakilan
dari 7 Desa yang berada diwilayah Kecamatan Pusakajaya yang bertempat di Aula Kantor Desa Bojongjaya, Kecamatan Pusakajaya. Kamis (06/03/2024).
Kepala UPTD P5A Compreng, Pusakajaya Jajang dalam sambutannya mengatakan, bahwa masalah stunting saat ini merupakan masalah nasional yang mendapat prioritas utama. Penanggulangan stunting akan berjalan optimal jika melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
"Untuk itulah kenapa kita melibatkan kader dan nakes agar lebih mudah terhubung dengan masyarakat," ungkapnya.
Selain itu Jajang mengatakan, bahwa anggota TPK yang mengikuti pelatihan dan pendampingan ini akan mendapatkan materi dan arahan dari Tim monitoring & fasilitator orientasi TPK Kabupaten Subang.
"Semua materi yang akan diberikan pada orientasi ini adalah bekal TPK untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pembentukan sikap dan perilaku TPK dalam melaksanakan pendampingan keluarga beresiko stunting di tingkat desa.
"Untuk materi dari masing-masing pembimbing sudah ada teknis apa yang harus disampaikan di lapangan," katanya.
Jajang berharap, kegiatan ini akan berdampak besar pada penurunan stunting sehingga bisa melahirkan generasi penerus yang hebat dan tangguh baik secara fisik maupun mental.
"Dengan adanya pelatihan ini mudah-mudahan di wilayah Kecamatan Pusakajaya tidak ada stunting lagi dan semua harus direncanakan dari awal mulai kandungan hingga balita. Untuk calon pengantin, juga harus punya sertifikat yang namanya eksimil (elektronik siap menikah dan hamil) jadi nanti akan dipantau terus perkembangannya," terangnya.
Sementara itu Camat Pusakajaya Cecep Rahmat, S.Sos, M.Si sangat mengapresiasi dan menyambut baik program pemerintah untuk atasi stunting.
"Masalah yang sedikit sulit diatasi di wilayah kita , yaitu fenomena pernikahan dini. Sementara tingkat kedewasaan atau kematangan dalam membangun sebuah rumah tangga masih belum mereka miliki,” ujar Camat.
Camat berharap, dengan adanya orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) dapat membantu mengatasi salah satu masalah tersebut, karena itulah yang akan menjadi tantangan Tim Pendamping Keluarga di lapangan, baik itu mengatasi masalah Pernikahan dini, dan mengatasi stunting, sehingga tercapainya tujuan program dari pemerintah," pungkasnya. (*)