Sambar.id, Sinjai, Sulsel – Badan Pusat Statistik merilis data Indeks Perkembangan Harga (IPH) mingguan untuk Kabupaten Sinjai periode Januari hingga April 2025. Data yang diolah dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SPPKP) Kementerian Perdagangan ini menunjukkan dinamika inflasi dan deflasi. Lonjakan inflasi signifikan di awal April sebelum kembali terkendali di akhir bulan.
Berdasarkan tabel IPH Sinjai Pekanan 2025, terlihat bahwa pada awal tahun, inflasi moderat dengan nilai IPH positif di atas 1. Namun memasuki Februari, terjadi deflasi dengan IPH yang negatif secara konsisten di semua pekan.
Perubahan signifikan terjadi di Maret, dimana IPH kembali positif meski dengan nilai relatif kecil. Puncak inflasi terjadi pada pekan kedua April, dengan IPH melonjak drastis mencapai 1.91. Lompatan inflasi ini didorong kuat oleh harga cabai merah yang memberi andil terbesar (Komoditas I) senilai 2,1242.
Setelah lonjakan tersebut, terjadi penurunan inflasi yang cukup tajam pada pekan ketiga April (IPH 0,90) dan bahkan deflasi pada pekan keempat April dengan IPH -0.25.
Analisis Komoditas Penyumbang
Data andil komoditas menunjukkan pergerakan harga yang bervariasi
Andil Terbesar Komoditas I menjadi pendorong utama lonjakan inflasi di awal April. Nilainya yang sangat tinggi mengindikasi kenaikan harga yang signifikan pada komoditas ini. Namun, pada akhir April, komoditas ini justru menjadi penyumbang deflasi dengan nilai andil negatif (-0.1572). Komoditas yang berandil tertinggi dapat berubah setiap pekan, seperti pada awal Januari 2025 diami cabai rawit, kemudian daging ayam ras di pekan ketiga April.
Andil Terbesar Komoditas II: Cenderung memberi kontribusi yang relatif stabil terhadap IPH, meski sempat mengalami deflasi di Februari dan sedikit peningkatan inflasi pada Maret. Komoditas berandil tertinggi kedua, juga berubah-ubah, seperti pada awal Januari 2025 diami cabai merah, kemudian beras di pekan ketiga April.
Andil Terbesar Komoditas III: Kontribusinya terhadap IPH relatif kecil dan cenderung stabil sepanjang periode pengamatan. Komoditas pun bergonta-ganti, yakni udang basah pada awal Januari 2025, lalu mie kering instan di pekan ketiga April.
Koefisien Variasi (Fluktuasi):
Nilai Koefisien Variasi menunjukkan tingkat volatilitas harga secara keseluruhan. Terlihat adanya peningkatan volatilitas yang signifikan pada pekan kedua April, seiring dengan lonjakan inflasi yang disebabkan Komoditas I. Setelah itu, volatilitas kembali menurun.
Kepala BPS Sinjai menilai langkah-langkah stabilisasi atau dinamika pasar alami berhasil meredam inflasi, bahkan membawa Sinjai kembali ke zona deflasi di akhir April.
"BPS Sinjai terus memantau gerakan harga komoditas strategis dan berkoordinasi pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi di daerah," ujar Syamsuddin. (*)