SAMBAR.ID, Palu, Sulteng - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, meningkatkan pengetahuan manajemen warga Pasangkayu melalui kegiatan Pelatihan Penguatan Kelembagaan Tahun 2025.
Dimana Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani, resmi membuka kegiatan pelatihan penguatan kelembagaan bagi petani sawit asal Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Selasa 8 Juli 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Aston Palu, Sulawesi Tengah. Pelatihan berlangsung mulai tanggal 7-16 Juli 2025. Pesertanya 59 orang terdiri dari dua angkatan, angkatan I dan angkatan II.
Dalam sambutannya, Jamaluddin menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk perhatian serius pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan petani sawit.
"Alhamdulillah, hari ini kita bisa berkumpul di tempat ini untuk mengikuti kegiatan pelatihan. Ini adalah bentuk kepercayaan pemerintah kepada BBPP Batangkaluku untuk melaksanakan pelatihan yang sangat penting ini," ujar Jamaluddin.
Mewakili Pemerintah Kabupaten Pasangkayu hadir di kegiatan itu yakni Sekretaris Dinas Perkebunan dan Peternakan Pasangkayu,
Jamaluddin menekankan, sangat penting para petani sawit bergabung di sebuah kelembagaan yang solid. Bila petani tergabung dalam kelompok atau lembaga, maka memiliki posisi tawar yang lebih baik, terutama dalam hal negosiasi harga dan kerja sama dengan perusahaan mitra.
“Ketika petani berada di luar kelembagaan, maka sangat lemah posisinya dalam bernegosiasi. Tapi kalau berada dalam organisasi yang kuat dan berjalan sesuai aturan dan SOP, maka hak dan kewajiban antara petani dan perusahaan akan terpenuhi secara seimbang,” jelasnya.
Ia juga berharap pelatihan ini bisa memperkuat kapasitas manajerial pengurus kelembagaan petani sawit. Terlebih lagi, peserta didominasi oleh generasi milenial yang dianggap sebagai penerus masa depan pertanian di Sulawesi Barat, khususnya di Kabupaten Pasangkayu.
“Kita berharap ke depan Pasangkayu makin dikenal, pertama karena kelembagaan petaninya yang solid, kedua karena pengelolaan lahannya yang berkelanjutan,” katanya.
Hal menarik lainnya yang disoroti Jamaluddin adalah komposisi peserta yang menunjukkan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan.
Ia menyebut keterlibatan kaum perempuan dalam dunia pertanian sebagai hal positif yang membawa dampak besar. Terutama dalam aspek manajerial dan pengelolaan keuangan.
"Perempuan dikenal lebih teliti, apalagi dalam hal keuangan. Jadi kalau mau aman, serahkan keuangan ke ibu-ibu petani," ujarnya berseloroh.
Mengakhiri sambutannya, Jamaluddin berharap seluruh peserta dapat mengambil manfaat maksimal dari pelatihan ini dan mampu menerapkannya di lapangan.
LAPORAN PANITIA KEGIATAN
Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) Tahun 2025 resmi dimulai melalui kegiatan Pelatihan Penguatan Kelembagaan yang dibuka pada Selasa, 8 Juli 2025, di Hotel Aston Palu, Sulawesi Tengah.
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku dengan peserta sebanyak 59 orang dari berbagai kelembagaan pekebun di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam kelembagaan, kepemimpinan, kemitraan usaha, serta pengelolaan ekonomi rumah tangga.
Kegiatan berlangsung selama 10 hari, mulai 7 hingga 16 Juli 2025, dan dilanjutkan dengan praktik kerja lapangan (PKL) di Kelompok Tani Jaya Mandiri, Pasangkayu.
Adapun narasumber berasal dari Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Widyaiswara BBPP Batangkaluku.
Materi pelatihan terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok inti terkait kompetensi kerja, serta kelompok penunjang sebagai materi pendukung. Pelatihan menerapkan metode kombinasi teori (30-40%) dan praktik (60-70%), termasuk simulasi wawancara dan identifikasi di lapangan.
Evaluasi pelatihan mencakup dua aspek, yaitu penyelenggaraan kegiatan dan performa peserta, dengan penilaian akhir menentukan kelulusan berdasarkan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.***