Sambar.id Pangkalpinang, Diskusi hangat dan dinamis mengisi ruang rapat dalam rapat gerakan moral masyarakat Babel yang bersepakat untuk membuat 'Petisi Rakyat'. Beberapa orang perwakilan masyarakat dari kabupaten dan kota di Bangka Belitung terlihat ambil bagian dalam undangan tersebut, dengan antusias mereka datang dan mengharapkan gerakan moral 'Petisi Rakyat' dapat menghentikan prahara carut marut persoalan pertimahan di bumi Serumpun Sebalai.
Ikak dakk nyubo e dak (bukan kalian yang merasakan),
ikak seger makan ge di biaya negara(kalian enak makan saja dibiayai oleh negara)
men kamek harus bekais di ujung sakan ti ya( kalau kami harus kerja dulu di ujung Sakan TI)
Ikak kan cuma pacak ngumong bai, (kalau kalian kan cuma bisa bicara saja) yakin lah , sabarlah pasti normal kembali, tapi kamek ne kan yang ngeraso e,” (tapi kami ini yang merasakannya), ujar salah satu perwakilan masyarakat dari Lepar Belinyu yang hadir dalam pertemuan.
Ya turbolensi sosio ekonomi yang melanda Babel telah mengguncang hebat perekonomian Babel saat ini, kemudian ini lah issue yang di bahas dalam diskusi hangat penuh semangat demi mengembalikan kedaulatan atas sumberdaya alam kepada masyarakat Babel.
Petisi rakyat Babel menjadi pilihan bersama untuk menjawab prahara ini, tentunya poin - poin dalam petisi tersebut akan dihimpun secara holistik.
Terjadwal pada hari Rabu tanggal 08 Mei 2024 perwakilan masyarakat yang telah membuat petisi rakyat Babel akan melakukan road show yang akan dimulai di kampus Universitas Periba (UNIPER). Pandangan akademis tentu sangat diperlukan untuk menambah khasanah Petisi yang akan di kukuhkan sebagai gerakan moral masyarakat Bangka Belitung.
Hangga Oktaviady, SH dan Hafiz Hanif di daulat kawan - kawan perwakilan untuk menahkodai gerakan moral ini. Saat diminta keterangan oleh awak media, Hafiz sebagai sekretaris gerakan ini mengatakan, bahwa gerakan ini murni sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib rakyat Bangka Belitung.
Ditambahkannya lagi bahwa sudah saatnya rakyat Babel berdaulat atas segala sumber alam nya khususnya komoditas timah. Telah nampak di hadapan kita bahwa pemegang otorisasi penambangan biji timah, penyelenggara Pemerintahan di Bangka Belitung dan para pengusaha telah gagal mengemban amanah yang telah diberikan oleh masyarakat Babel.
Penghianatan ini harus dihentikan, untuk itu 'Petisi Rakyat' ini harus merajut semua kekuatan yang telah muncul dan memunculkan diri di prahara ini. Hangga Oktaviady, SH selaku Ketua dari gerakan moral ini menyatakan bahwa kita perlu mempertanyakan apakah kehadiran PT. Timah ini telah memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Babel?.
Selanjutnya menurut Hangga Oktaviady, SH gerakan ini juga mempertegas bahwa masyarakat Babel masih ada dan siap memperbaiki serta menguatkan tata kelola dan tata niaga pertimahan di Babel.
Gerakan ini bertujuan mengembalikan segala kemanfaatan sumber daya alam yang ada kepada pemilik daulat yakni masyarakat Bangka Belitung.
Ditegaskan oleh Hangga bahwa gerakan moral ini tidak berhenti di kampus UNIPER saja, setelah itu pada hari yang sama tim juga berharap adanya jawaban dan kesediaan Dirut PT. Timah, Pj. Gubernur, Kapolda, Kajati dan Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung untuk berdiskusi dengan perwakilan tim, ujarnya.
Selain itu juga, tim 'Petisi Rakyat' Babel juga akan mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPR RI dan Kejagung RI ( menunggu komfirmasi ), kata Hangga.
Terakhir semoga saja gerakan kecil dengan hati yang besar ini mendapatkan dukungan dari sebagian besar rakyat Babel, pungkas Ketua Petisi Rakyat Bangka Belitung .
(Ansory).