Sambar,id Sinjai , 5 Mei 2025 – Indeks perubahan harga (IPH) di Kabupaten Sinjai selama awal tahun 2025 cenderung bergejolak dengan labil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan yang diolah dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) milik Kementerian Perdagangan, terlapor Kabupaten Sinjai mengalami fluktuasi harga ekstrem dengan kecenderungan deflasi yang semakin dalam.
Kepala BPS Kabupaten Sinjai mengatakan, IPH naik di bulan Januari, kemudian berbalik tajam memasuki Februari hingga Mei. Puncaknya terjadi pada pekan pertama Mei, dimana IPH anjlok ke angka -1,83 yang mencerminkan penurunan harga signifikan, sekaligus potensi tekanan ekonomi bagi pelaku pasar lokal.
“Penurunan harga ini merupakan fenomena musiman, yang butuh intervensi pasar yang efektif. Karena ketika harga jatuh terus menerus, daya beli masyarakat bisa lesu” ujar Syamsuddin.
Mantan Kepala BPS Kotamobagu ini menjelaskan, Februari menjadi titik balik, dengan IPH mencatat deflasi beruntun, yakni -0,40 pada pekan pertama, -0,44 di minggu kedua, selanjutnya -0,55 hingga -0,77 di akhir bulan itu. Penurunan ini menandakan pasar yang stagnan dan distribusi barang yang perlu dikelola baik.
Meskipun IPH sempat pulih pada Maret dan awal April yang tercatat 1,81, pemulihan tersebut bersifat sementara. Akhir April dan awal Mei menunjukkan kembali penurunan harga -0,25 dan -1,83.
“Hal ini mengonfirmasi perlunya upaya jangka panjang dalam menjaga kestabilan harga pokok, lebih dari sekedar tindakan reaktif. Pasar murah dan operasi stabilisasi harga perlu lebih diefektifkan,” tambah Syamsuddin.
(Sb)