Festival Tabut Bengkulu Bukan Hanya Sebuah Tontonan Namun di Dorong Jadi Event Internasional


Bengkulu, Sambar.id ,5 Juli 2025 || Festival Tabut Bengkulu tahun 2025 resmi dicanangkan menjadi agenda budaya internasional. Dukungan penuh disampaikan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Ni Luh Enik Ermawati, yang akrab disapa Ni Luh Puspa, saat menutup rangkaian acara di Sport Center Bengkulu, Sabtu malam.6 Juli 2025


“Festival Tabut adalah kekayaan budaya yang luar biasa. Tidak hanya mencerminkan identitas daerah, tetapi juga memiliki dampak nyata pada ekonomi lokal. Inilah saatnya kita dorong ke panggung internasional,” tegas Ni Luh Puspa di hadapan ribuan penonton.


Dalam sambutannya, ia menegaskan komitmen Kemenparekraf untuk memperkuat promosi Tabut secara global, baik melalui media internasional maupun jejaring pariwisata mancanegara. Festival yang telah masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) ini dinilai mampu menjadi magnet pariwisata dunia.


Festival Tabut bukan sekadar tontonan budaya Berdasarkan data tahun 2024, event ini berhasil menarik lebih dari 132.000 pengunjung, melibatkan 420 pelaku UMKM, serta menghasilkan perputaran ekonomi sebesar Rp3,02 miliar. Bahkan, tercatat penciptaan lebih dari 2.500 lapangan kerja selama penyelenggaraan berlangsung.


“Angka-angka ini menunjukkan bahwa pariwisata bukan sekadar hiburan. Ia adalah penggerak ekonomi dan pembuka peluang kerja,” ujar Ni Luh optimistis.


Gubernur Bengkulu Helmi Hasan dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa Festival Tabut telah mengalami perjalanan panjang. Berawal dari tradisi keluarga keturunan Syekh Burhanuddin atau Imam Senggolo, kini Tabut menjelma menjadi perayaan budaya berskala provinsi yang diakui secara nasional.


“Dulu, hanya digelar terbatas dalam lingkungan komunitas. Sekarang, Festival Tabut telah menjadi kebanggaan Bengkulu dan masuk kalender nasional. Hari ini, kita resmi canangkan: Tabut menuju level internasional,” ucap Helmi Hasan penuh semangat.


Ia juga menyebut bahwa dengan menjadikan Tabut sebagai agenda internasional, Bengkulu dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara secara signifikan. Hal ini, menurutnya, selaras dengan visi Presiden RI untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen.


Upaya menjadikan Festival Tabut sebagai event internasional tentu memerlukan kerja sama multipihak. Pemerintah daerah, pelaku budaya, pelaku UMKM, hingga komunitas kreatif lokal didorong untuk bersinergi dalam menjaga orisinalitas Tabut sekaligus mengemasnya secara profesional dan menarik bagi wisatawan dunia.


Dukungan dari Kemenparekraf diharapkan menjadi momentum penting untuk menaikkan branding Bengkulu sebagai destinasi budaya yang tak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Tabut adalah kekayaan warisan budaya yang tidak hanya patut dilestarikan, tetapi juga diperkenalkan kepada dunia.(SJ)

Lebih baru Lebih lama