Panglima GAM Soroti Program PMT Dinkes Sulsel

Sambar.id, Bulukumba || Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang digagas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan untuk menekan angka stunting mendapat sorotan tajam. La Ode Ikra Pratama, akrab disapa Banggulung, selaku Panglima Garda Anak Marhaen (GAM), menyebut program tersebut sebagai “pencegahan stunting tapi sinting” setelah temuan menu yang dinilai jauh dari standar gizi.


Program PMT yang merupakan bagian dari Aksi Stop Stunting (ASS) ini diklaim pemerintah sebagai strategi taktis pemenuhan gizi balita dan ibu hamil. Namun, di salah satu lokus desa di Kabupaten Bulukumba, paket PMT dilaporkan berisi mi instan, telur, dan semangka.


“Menu itu jelas tidak sesuai standar pemenuhan gizi yang pernah dicanangkan sebelum launching ASS. Jangankan mencegah stunting, ini malah terkesan asal jadi,” kata Banggulung, Rabu (13/8/2025).


Banggulung juga menyoroti pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr Amrullah, yang menilai mi instan masih layak direkomendasikan jika dilengkapi telur, daging ayam, dan buah-buahan.

“Apa mi instan termasuk dalam menu PMT yang dilaunching? Apakah mi bisa mencegah stunting? Masyarakat tentu tahu membedakan mana makanan sehat dan mana yang hanya memikirkan keuntungan,” ujarnya.


Meski begitu, kritik ini masih berada pada ranah dugaan dan penilaian subjektif dari pihak-pihak yang menyampaikan. Kebenaran faktual terkait mekanisme dan kualitas menu PMT masih menunggu klarifikasi resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan pihak terkait.


Program ASS sendiri menggelontorkan anggaran besar yang dibagi ke kabupaten/kota dengan lokus tertentu. Publik menanti transparansi dan evaluasi agar tujuan mulia pencegahan stunting benar-benar terwujud tanpa mengorbankan kualitas gizi. (Sb)

Lebih baru Lebih lama