Sambar.id, Batam — Aktivitas pertambangan tanpa izin dengan terang-terangan terus berlangsung di Gang Bandeng, Kampung Jabi, Nongsa. Lokasinya hanya beberapa langkah dari Mapolda Kepri, namun mesin penyedot pasir tetap bekerja tanpa henti, Jumat (12/12/2025).
Tampak Area galian semakin melebar membelah bumi Batam, meninggalkan cekungan besar yang menunjukkan operasi ilegal berjalan terbuka tanpa hambatan.
Pantauan di lokasi tidak menemukan papan izin, dokumen lingkungan, atau penanda legalitas aktivitas pertambangan.
Meski pelanggaran terlihat jelas, kegiatan tetap berlangsung setiap hari. Mesin, selang, dan aliran pasir bekerja seperti operasi resmi, padahal tidak ada satu pun izin yang tercatat.
Nama berinisial “Babe” disebut sebagai pengendali tersorot jelas atas aktivitas tambang ilegal itu. Hingga kini, operasi yang sudah menimbulkan kerusakan tanah itu tetap dibiarkan berjalan, memunculkan dugaan kuat bahwa ada pihak yang melindungi jalannya aktivitas ilegal disitu.
Keberadaan tambang ilegal itu yang beroperasi terbuka di dekat kantor kepolisian terbesar di Kepri menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas pengawasan dan penegakan hukum di Batam.
Risiko longsor, perubahan aliran air, serta penurunan daya dukung tanah semakin nyata akibat penggalian terus-menerus disitu.
Aktivitas ilegal itu sudah melanggar UU Minerba, aturan lingkungan hidup, serta ketentuan teknis pertambangan, namun belum ada langkah penghentian.
Hingga berita ini diturunkan, diharapkan segera adanya tindakan tegas dari instansi terkait. Atas aktivitas ilegal itu memunculkan pertanyaan besar, mengapa aktivitas pertambangan tanpa izin itu dengan terang-terangan tidak segera dihentikan?
Jika dibiarkan terus berlangsung, tambang ilegal di Nongsa bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga memperlihatkan bahwa penegakan hukum khususnya di Batam dapat dinegosiasikan dengan mudah.
Penulis : Guntur Hariandja
Editor : Redaksi sambarid
.jpg)
