Sambar.id, Subang, Jabar - Pemerintah Desa (Pemdes) Cigugur Kaler bersama Forkopimcam Pusakajaya laksanakan penggalangan dana untuk biaya pengobatan Klarisa Amelia Putri, balita 21 bulan yang didiagnosa tanpa tempurung kepala sejak lahir.
Klarisa merupakan anak dari Ibu Meli warga Dusun Karang Tengah RT 08 RW 03 Desa Cigugur Kaler Kecamatan Pusakajaya yang saat ini lagi membutuhkan dana untuk biaya pengobatan dirumasakit.
H. Eryanto Nur Syahid Kepala Desa Cigugur Kaler mengatakan, hari ini kami bersama Pa Camat dan Forkopimcam Pusakajaya mengadakan kegiatan galang dana, untuk membantu biaya pengobatan Klarisa, balita yang sejak lahir tidak mempunyai tempurung kepala, dan sekarang kondisinya sangat menghawatirkan," tutur H. Eryanto, Sabtu (14/10/2023).
"Semua ini kami lakukan atas inisiatif bersama baik Pa Camat Pusakajaya, Kepala Puskesmas serta para Pejabat lainnya, demi membantu kesembuhan Klarisa agar hidup normal seperti balita yang lainnya," ucap H. Eryanto.
Selain itu H. Eryanto menambahkan, sebelum kita buka rekening open donasi peduli Klarisa, bagi Dermawan yang akan menyumbangkan sebagian hartanya untuk sementara ini bisa datang ke Kantor Desa Cigugur Kaler atau ke Kantor Kecamatan Pusakajaya," tuturnya.
Sementara itu Camat Pusakajaya Cecep Rahmat, mengungkapkan, penggalangan dana merupakan langkah realistis yang bisa dilakukan oleh Pemerintah baik Pemdes maupun Pemcam, untuk membantu biaya pengobatan Klarisa.
"Hasil dari donasi akan kami serahkan kepada pihak keluarga ditambah dengan penggalangan donasi oleh Pemerintah Desa setempat.
"Nanti hasil keseluruhan donasi akan kami kordinasikan, semoga bisa segera terkumpul dalam waktu dekat," pungkas Cecep.
Klarisa merupakan anak dari Ibu Meli warga Dusun Karang Tengah RT 08 RW 03 Desa Cigugur Kaler Kecamatan Pusakajaya yang saat ini lagi membutuhkan dana untuk biaya pengobatan dirumasakit.
H. Eryanto Nur Syahid Kepala Desa Cigugur Kaler mengatakan, hari ini kami bersama Pa Camat dan Forkopimcam Pusakajaya mengadakan kegiatan galang dana, untuk membantu biaya pengobatan Klarisa, balita yang sejak lahir tidak mempunyai tempurung kepala, dan sekarang kondisinya sangat menghawatirkan," tutur H. Eryanto, Sabtu (14/10/2023).
"Semua ini kami lakukan atas inisiatif bersama baik Pa Camat Pusakajaya, Kepala Puskesmas serta para Pejabat lainnya, demi membantu kesembuhan Klarisa agar hidup normal seperti balita yang lainnya," ucap H. Eryanto.
Selain itu H. Eryanto menambahkan, sebelum kita buka rekening open donasi peduli Klarisa, bagi Dermawan yang akan menyumbangkan sebagian hartanya untuk sementara ini bisa datang ke Kantor Desa Cigugur Kaler atau ke Kantor Kecamatan Pusakajaya," tuturnya.
Sementara itu Camat Pusakajaya Cecep Rahmat, mengungkapkan, penggalangan dana merupakan langkah realistis yang bisa dilakukan oleh Pemerintah baik Pemdes maupun Pemcam, untuk membantu biaya pengobatan Klarisa.
"Hasil dari donasi akan kami serahkan kepada pihak keluarga ditambah dengan penggalangan donasi oleh Pemerintah Desa setempat.
"Nanti hasil keseluruhan donasi akan kami kordinasikan, semoga bisa segera terkumpul dalam waktu dekat," pungkas Cecep.
Diberitakan, Klarisa Amelia Putri balita (21) bulan asal Dusun Karang Tengah RT 08/03 Desa Cigugur Kaler, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, sejak lahir menderita tanpa Tempurung Kepala.
Sebelumnya kondisi ini sudah di ketahui oleh Meli Melawati (24) Ibunda dari Klarisa, dimana sejak masa kehamilan menginjak 6 bulan, waktu itu pihak dokter juga menyarankan untuk digugurkan karena mempunyai kelainan sejak dini, namun Meli tetap bertahan untuk merawat kehamilannya hingga bayinya lahir.
Meli Amelia tetap tegar untuk mengurus sendiri anak semata wayangnya, karena suami Asep Suptianto asal dari Sumedang, sebagai penopang hidup keluarga telah menceraikannya beberapa bulan lalu, kini Meli harus berjuang sendiri untuk menyembuhkan anaknya dari penyakit.
Kondisi Amelia Putri, kini sangat memprihatinkan, keterbatasan biaya membuatnya hanya mendapatkan pengobatan biasa dirumahnya.
Menurut Meli dirinya sekarang masih kebingungan mengobati anaknya karena tidak memiliki biaya untuk berobat atau jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah.
"Dulu ada jaminan kesehatan dari BPJS, ketika berobat, sekarang BPJS sudah nunggak engga bisa kebayar lagi, jangankan buat berobat atau setor BPJS buat makan saja sekarang di bantu oleh Ua, Kaka dari orang tua saya, karena orang tua saya pun sudah meninggal," ucap Meli dengan berlinang air mata.
Dengan kondisi anaknya yang semakin bertambah usia semakin parah, Meli hanya mampu berharap ada uluran tangan dari dermawan yang bersedia membantu pengobatan anaknya.
Kondisi Amelia Putri diketahui oleh Ketua Karang Taruna Kecamatan Pusakajaya Hadiyanto.S.Pd.I dan MAP SOCIAL HUMANITY Ahmad Hidayat keduanya langsung mendatangi kediaman Meli Melawati, sambil memberikan titipan bantuan dari Anggota DPRD Provinsi Jabar Dr. Ineu Purwadewi dari Fraksi PDI P, Jumat (13/10/2023).
"Alhamdulilah sekarang sudah ada perhatian dari Pa Kuwu Cigugur Kaler dan Ketua Karang Taruna Kecamatan serta dari MAP COSIAL HUMANITY.
"Saya sangat berterimakasih sekali kepada Pa kuwu yang rencananya akan membantu kami, terutama membereskan status kependudukan yang selama ini masih ngikut dengan orang tua dan saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dewan yang telah membantu untuk pengobatan anak saya," pungkas Meli.
Sebelumnya kondisi ini sudah di ketahui oleh Meli Melawati (24) Ibunda dari Klarisa, dimana sejak masa kehamilan menginjak 6 bulan, waktu itu pihak dokter juga menyarankan untuk digugurkan karena mempunyai kelainan sejak dini, namun Meli tetap bertahan untuk merawat kehamilannya hingga bayinya lahir.
Meli Amelia tetap tegar untuk mengurus sendiri anak semata wayangnya, karena suami Asep Suptianto asal dari Sumedang, sebagai penopang hidup keluarga telah menceraikannya beberapa bulan lalu, kini Meli harus berjuang sendiri untuk menyembuhkan anaknya dari penyakit.
Kondisi Amelia Putri, kini sangat memprihatinkan, keterbatasan biaya membuatnya hanya mendapatkan pengobatan biasa dirumahnya.
Menurut Meli dirinya sekarang masih kebingungan mengobati anaknya karena tidak memiliki biaya untuk berobat atau jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah.
"Dulu ada jaminan kesehatan dari BPJS, ketika berobat, sekarang BPJS sudah nunggak engga bisa kebayar lagi, jangankan buat berobat atau setor BPJS buat makan saja sekarang di bantu oleh Ua, Kaka dari orang tua saya, karena orang tua saya pun sudah meninggal," ucap Meli dengan berlinang air mata.
Dengan kondisi anaknya yang semakin bertambah usia semakin parah, Meli hanya mampu berharap ada uluran tangan dari dermawan yang bersedia membantu pengobatan anaknya.
Kondisi Amelia Putri diketahui oleh Ketua Karang Taruna Kecamatan Pusakajaya Hadiyanto.S.Pd.I dan MAP SOCIAL HUMANITY Ahmad Hidayat keduanya langsung mendatangi kediaman Meli Melawati, sambil memberikan titipan bantuan dari Anggota DPRD Provinsi Jabar Dr. Ineu Purwadewi dari Fraksi PDI P, Jumat (13/10/2023).
"Alhamdulilah sekarang sudah ada perhatian dari Pa Kuwu Cigugur Kaler dan Ketua Karang Taruna Kecamatan serta dari MAP COSIAL HUMANITY.
"Saya sangat berterimakasih sekali kepada Pa kuwu yang rencananya akan membantu kami, terutama membereskan status kependudukan yang selama ini masih ngikut dengan orang tua dan saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dewan yang telah membantu untuk pengobatan anak saya," pungkas Meli.