Sambar.id, Pasuruan, – Pertemuan antara pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Stasiun Pasuruan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) hari ini, Rabu (21/5), berakhir tanpa hasil.
PT KAI tetap bersikukuh menggusur lapak PKL tersebut paling lambat 26 Mei 2025, dengan dalih program pemerintah untuk pengembangan lahan parkir.
Keputusan ini menuai kecaman keras dari para pedagang yang merasa diperlakukan tidak adil.
Kehadiran perwakilan KAI, Kapolsek Gadingrejo, Kapolsek Purworejo, Danramil, dan Satpol PP tak mampu meredam kekecewaan para pedagang. Mereka menilai alasan pengembangan lahan parkir sebagai pembenaran yang dangkal.
Kesediaan membayar sewa lahan justru diabaikan. Permintaan waktu untuk bernegosiasi dengan pimpinan KAI di Jember dan Bandung pun ditolak mentah-mentah.
"Ini sangat tidak adil!" ujar salah satu pedagang yang mewakili rekan-rekannya. "Kami hanya meminta solusi manusiawi dan waktu untuk memperjuangkan nasib kami. Bukannya dibongkar paksa tanpa solusi alternatif."
Ultimatum penggusuran ini mengancam mata pencaharian puluhan keluarga.
Para pedagang mendesak PT KAI untuk mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan memberikan solusi yang layak, bukan sekadar penggusuran tanpa kompensasi yang memadai.
Kekecewaan dan kemarahan pedagang ini menjadi sorotan atas kebijakan yang terkesan arogan dan mengabaikan kepentingan rakyat kecil. (Ilmia)