SAMBAR.ID// PASURUAN - Jam’iyyah Ahlith Thoriqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyah (JATMAN) Bangil menggelar Musyawarah Idaroh Syu’biyah (Musykerda) di TPQ Al-Multazam, Desa Masangan, Kecamatan Bangil, kabupaten Pasuruan, pada Minggu (04/05/2025)
Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh jajaran pengurus JATMAN Bangil dan para masyayikh, termasuk Kiyai Mahmudi selaku Rois Ifadhiyah yang memegang kebijakan umum, serta KH. Syaifullah sebagai Mudir dan Ketua Pelaksana Kebijakan yang diinstruksikan oleh Rois. Selain itu, hadir pula perwakilan dari enam kecamatan: Bangil, Beji, Gempol, Prigen, Rembang, dan Pandaan. Ketua PCNU Bangil, Aba H. Sobri Sutroyono, membuka kegiatan ini secara resmi.
Acara dimulai dengan pembukaan, tawashul, doa arwah, pembacaan manaqib, istighosah, dan tahlil. Kemudian dilanjutkan dengan lantunan sholawat Nabi dan thoriqiyah, menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh unsur TNI/Polri, serta lagu Yalal Wathon oleh Banom NU. Teks Pancasila dibacakan oleh perwakilan TNI/Polri.
Sejumlah sambutan disampaikan, mulai dari perwakilan Ranting NU, Kepala Desa, Ta’mir Masjid, Forkopimka, MWC NU, Idaroh Gusniyah, hingga Idaroh Syu’biyah/PCNU.
Kyai Mahmudi, selaku Rois Ifadhiyah sekaligus pemegang kebijakan umum, berharap Musykerda dapat menghasilkan program kerja strategis untuk memperkuat peran JATMAN dalam menjaga keutuhan NKRI dan memperkokoh jam’iyah Nahdlatul Ulama.
“Semoga musyawarah ini membawa JATMAN Bangil semakin berkembang, maju, dan bermanfaat dalam bidang keagamaan, sosial, dan kebangsaan,” ujarnya.
Senada, Kyai Syaifullah mengajak seluruh pengurus untuk menjaga kekompakan dan kedisiplinan. Menurutnya, kekuatan thariqah tidak hanya terletak pada zikir, tetapi juga dalam peran sosial di tengah masyarakat.
Muhammad Samaun, tokoh JATMAN dari Pandaan, menjelaskan bahwa musyawarah kerja ini penting sebagai forum untuk menyusun program lima tahun ke depan. Meski agenda organisasi cukup padat, JATMAN Bangil tetap aktif melaksanakan kegiatan rutin seperti istighosah Jumat Kliwon dan Jumat Wage, serta khol akbar pada malam tahun baru.
Pelaksanaan kegiatan JATMAN dibagi ke dalam tiga kelompok:
1. Kelompok Inti — Mengelola seluruh kegiatan organisasi, baik internal maupun eksternal.
2. Kelompok Wakil — Menangani kegiatan rutin seperti istighosah kubro dan manaqib.
3. Kelompok Tematik — Dibagi berdasarkan Rois Wilayah, seperti haul Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Gebyar Cinta Tanah Air, gerakan JATMAN Mandiri, hingga validasi data jamaah dan mursyid.
Sebagai badan otonom (Banom) NU, JATMAN berperan dalam mengembangkan ajaran thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah. Perlu ditegaskan, JATMAN berbeda dengan JATMA yang tidak berafiliasi dengan NU dan memiliki visi serta struktur yang berbeda.
Melalui Musykerda ini, diharapkan seluruh pengurus dan anggota JATMAN Bangil semakin solid dalam memperkuat sinergi dan memperluas dakwah thariqah yang ramah, damai, dan penuh kasih sayang. Dengan semangat cinta tanah air, JATMAN Bangil berkomitmen untuk menjaga keharmonisan umat, memperkokoh nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah, dan merawat keutuhan NKRI.
Musykerda ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pembentukan program kerja, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat soliditas internal JATMAN, menjaga keberagaman, dan berkontribusi pada peran serta organisasi Nahdlatul Ulama dalam menjaga ketahanan sosial, keagamaan, dan kebangsaan. Dalam lima tahun ke depan, JATMAN Bangil bertekad untuk lebih aktif mengembangkan thariqah dan memperkuat peran NU dalam kehidupan masyarakat, baik di tingkat lokal maupun nasional. (Ilmia)