SAMBAR.ID// PASURUAN - Pembongkaran kios pedagang di area Stasiun Pasuruan pada Senin pagi diwarnai aksi protes dari para pelaku usaha kecil. Para pedagang yang selama ini menggantungkan hidup dari aktivitas jual beli di sekitar rel kereta api merasa resah dengan tindakan yang dinilai mendadak dan tanpa solusi tempat relokasi yang jelas. Senin (26/05/2025)
Ketua Umum DPP LPK Barata, Irfan Budi Dermawan, turut hadir dan menyuarakan keprihatinannya atas proses penggusuran tersebut. Ia menyampaikan bahwa para pedagang sejatinya tidak menolak untuk direlokasi, namun menginginkan kejelasan tempat yang layak sebelum dipindahkan.
Teman-teman ini bersedia pindah, tapi harus ada tempat yang real. Kalau mereka langsung dipindah dan tidak bisa kerja, terus bagaimana? Mereka tidak sulit kok, mereka mau pindah, asalkan ada tempat yang disiapkan,” ujar Irfan di lokasi.
Irfan mengaku sudah melakukan komunikasi sebelumnya dengan Pemerintah Kota Pasuruan dan meminta agar diberi waktu untuk menyiapkan lokasi relokasi yang layak. Menurutnya, pendekatan secara manusiawi perlu dikedepankan dalam proses ini.
Kemarin kami bilang, ‘Pak, tolong kasih waktu agar Pemkot bisa siapkan tempat dulu. Baru kita pindah pelan-pelan.’ Kalau seperti ini, mereka semua tidak bisa jualan. Saya minta pendekatan kemanusiaan, karena kami sendiri bingung bagaimana solusinya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Irfan menyampaikan bahwa pihaknya tidak menolak program penertiban dari PT KAI, namun menekankan pentingnya sinergi antara PT KAI dan Pemkot Pasuruan agar relokasi dilakukan secara bertahap dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Kami tetap mendukung program KAI. Bahkan saya sudah komunikasi, ‘Ada nggak tempat untuk teman-teman ini?’ Pemkot sekarang masih mencari lokasi yang layak. Selama proses itu, biarkan mereka tetap jualan. Begitu tempatnya siap, mereka akan pindah pelan-pelan. Pasti mereka mau kok,” tambahnya.
Situasi sempat memanas saat alat berat berupa backhoe mulai diturunkan ke lokasi. Para pedagang yang melihat kehadiran alat tersebut mengaku ketakutan.
Pedagang takut lihat bego, bego-nya warna hijau,” ucap salah pedagang. (Ilmia)