Puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung melakukan pengamatan dan pengumpulan data pada ekosistem pesisir seperti terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove.
Ketua Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Sujadi Priyansah menyampaikan tujuan praktikum ini agar mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga menyentuh dan melihat langsung keanekaragaman hayati serta tantangan yang menghadap alam.
“Kami ingin mahasiswa menyadari bahwa menjaga lingkungan itu bukan sekedar teori. Kami ingin merasakan mahasiswa langsung ekosistem pesisir seperti apa, melihat dan menyentuh langsung terumbu karang dan mengamati hewan dan tumbuhan yang ada,” ujarnya.
Pulau Kelapan dipilih sebagai lokasi karena kondisi ekologisnya yang relatif masih terjaga. Keindahan terumbu karang, hamparan padang lamun, dan akses mudah ke kawasan mangrove menjadikan pulau ini sebagai tempat yang ideal untuk pembelajaran langsung.
Selain itu, suasana pulau yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota juga membantu siswa lebih fokus dalam mengamati dan memahami ekosistem secara utuh.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta melakukan snorkeling untuk mengamati karang, menghitung tutupan lamun, mencatat keberadaan biota laut, serta mengenal tumbuhan dan hewan endemik di sekitar pulau. Mereka juga mengikuti diskusi kelompok dan presentasi hasil analisis data yang telah dikumpulkan selama praktikum.
PT Timah Tbk memberikan dukungan nyata dalam kegiatan ini melalui penyediaan transportasi dan kebutuhan logistik di lapangan.
Sujadi mengapresiasi PT Timah atas dukungan yang telah diberikan untuk keberlangsungan praktikum kepada para mahasiswa.
“Kami sangat mengapresiasi peran PT Timah. Ini bukan hanya soal dukungan teknis, tapi juga menunjukkan bahwa industri bisa bersinergi dengan pendidikan demi keinginan lingkungan,” ungkapnya.
Praktikum ini juga menjadi ajang pembelajaran nilai-nilai kerja sama, kepemimpinan, dan kepedulian lingkungan. Mahasiswa tidak hanya belajar bagaimana cara mencatat atau mengamati, tetapi juga memahami pentingnya konservasi untuk masa depan. Dengan melihat langsung kondisi lapangan, siswa diharapkan menjadi bagian dari generasi yang peduli dan aktif menjaga kelestarian lingkungan. (*)