Puisi Adalah Suara Indonesia yang Inklusif

Ketua PMBIE, Irmawati, S.Kom., (jilbab Hitam)
Sambar.id, Jakarta, –  Peringatan Hari Puisi Nasional ke-26 dirayakan dengan semarak melalui acara "Puisi Lahir Tak Pernah Mati," sebuah kolaborasi inspiratif antara Persatuan Muda Berkarya Indonesia Emas (PMBIE), Majelis Ta'lim Nusantara (MTN), Yayasan Hari Puisi Indonesia, dan Club Padang Bersatu Nusantara.  


Bertempat di Taman Ismail Marzuki, acara ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah komitmen nyata untuk memberdayakan anak-anak disabilitas melalui ekspresi sastra,  mencerminkan semangat inklusi dan keadilan.

Acara yang dihadiri oleh pejabat pemerintah, seniman, dan para pendidik ini menyoroti peran penting puisi dalam membangun karakter bangsa.  Sabtu 26 Juli 2025


Ketua PMBIE, Irmawati, S.Kom., menyampaikan bahwa puisi, sejak masa kerajaan hingga era modern, selalu menjadi cerminan jiwa bangsa.

Dengan melibatkan anak-anak disabilitas, acara ini meneruskan tradisi luhur tersebut, memberikan mereka panggung untuk berekspresi dan menemukan kekuatan dalam kata-kata mereka.  


Puisi, bagi Irmawati,  bukan hanya sebuah bentuk seni, tetapi juga media penyembuhan dan pemberdayaan, khususnya bagi kelompok yang rentan.

Puncak acara menampilkan pembacaan puisi yang memukau, baik dari anak-anak disabilitas maupun seniman berpengalaman.  Karya-karya mereka, sarat dengan emosi dan inspirasi, membuktikan bahwa puisi mampu menyatukan dan menginspirasi, melampaui segala batasan.  


Kehadiran para pejabat dan tokoh budaya mengukuhkan dukungan terhadap pemberdayaan anak-anak disabilitas melalui seni, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang inklusif dan berbudaya.

"Puisi Lahir Tak Pernah Mati"  bukan hanya perayaan, tetapi juga sebuah ajakan untuk menjadikan puisi sebagai alat pemersatu,  membangun Indonesia yang lebih inklusif, beradab, dan berdaya saing, di mana setiap suara, setiap kata, dan setiap hati memiliki ruang untuk berekspresi.  


Acara ini diharapkan menginspirasi lebih banyak pihak untuk memanfaatkan kekuatan puisi dalam membangun bangsa. (*)

Lebih baru Lebih lama