Pelabuhan Patimban Wujudkan Laju Perekonomian Jawa Barat Utara


Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi Gerinda Ir. H Bambang Haryo Soekartono berikan Candra mata kepada Kepala KSOP Kelas II Patimban Mohd Arief Agustian usai melihat progres Pembangunan pelabuhan patimban.


Sambar.id, SUBANG, JABAR  -
Pelabuhan Patimban yang berada di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang diproyeksikan menjadi salah satu pelabuhan utama yang mendorong aktivitas ekspor-impor dan mempercepat pertumbuhan ekonomi antarwilayah di Indonesia.


Keberadaan  Pelabuhan Internasional Patimban yang digadang gadang sebagai pelabuhan penyangga Pelabuhan Tanjung Priuk tersebut mendapat perhatian serius dari Komisi VII DPR RI Ir. H. Bambang Haryo Soekartono, Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi Partai Gerindra.

Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Patimban Bambang Haryo Soekartono menyebut bahwa pelabuhan patimban ini sebagai penyangga Pelabuhan Tanjung Priuk dimana sekarang ini Pelabuhan Tanjung Priuk sudah mendekati 7 juta TEUs dari kapasitas maksimal 10 juta TEUs. Dengan pertumbuhan trafik kontainer sebesar 4-6% per tahun, atau sekitar 300 ribu TEUs per tahun, potensi kepadatan dan kongesti di Tanjung Priok sangat mungkin terjadi jika tak ada solusi alternatif.

Jika tren ini terus berlanjut dalam 15 tahun ke depan tanpa antisipasi, Tanjung Priok akan alami kelebihan kapasitas, baik dari sisi kapal maupun depo kontainernya, termasuk akses keluar-masuk pelabuhan yang bisa mengalami kemacetan parah. Ini bisa menghambat ekonomi nasional," tutur Bambang.

"Satu-satunya alternatif ya Pelabuhan Patimban ini, kita harus siap sebagai pelabuhan penyangga dan pelabuhan patimban ini yang diandalkan oleh Pemerintah," ucap Bambang.

Selain itu Bambang menjelaskan,  Pelabuhan Patimban ini  merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan ditargetkan memiliki kapasitas hingga 7,5 juta TEUs target daripada pemerintah. Sesuai dengan target tahap satu itu 3,5 juta TEUs itu sebetulnya harus terealisasi pada tahun 2023, tetapi sekarang sudah tahun 2025 fasilitas utama di Patimban seperti container crane dan yard crane belum ada sama sekali.


Bambang juga menyoroti belum adanya integrasi fungsional antara Pelabuhan Patimban dengan kawasan industri Subang Smartpolitan yang juga merupakan PSN. Padahal, pelabuhan ini digadang-gadang akan mendorong distribusi logistik industri di wilayah Karawang, Subang, dan sekitarnya.


Bambang mengharapkan adanya dorongan agar pelabuhan ini segera diselesaikan dan bisa bermanfaat terutama untuk angkutan container karena pelabuhan ini utamanya untu container dan sebagian kecil lahanya untuk kendaraan.

"Saya harapkan sebelum kawasan industri di Kabupaten Subang penuh, infrastruktur untuk akses ke mancanegara maupun akses ke pelabuhan domestik agar cepat terealisasi, terutama untun infrastuktur container," tegasnya.

Sementara itu menurut Kepala KSOP Kelas II Patimban Mohd Arief Agustian, S.ST, M.M.TR mengatakan, sementara ini kita sedang melakukan pengembangan pelabuhan patimban untuk fase 1-2-1, yang nanti fase 1-2-1 ini akan menambah kapasitas dari Pelabuhan Patimban, sehingga nanti total kumulatif patimban ini akan menjadi 1,65 juta TEUs  dan sekarang ini kapasitasnya menampung 250 ribu TEUs dan menampung kendaraan 200 ribu kendaraan.

"Apabila sudah selesai fase 1-2-1 ini kapasitas kendaraan akan menjadi 600 ribu kendaraan dan peti kemas 1,65 juta TEUs," ujar  M Arief Agustian.

Untuk diketahui Pelabuhan Patimban diproyeksikan menjadi salah satu pelabuhan utama yang mendorong aktivitas ekspor-impor dan mempercepat pertumbuhan ekonomi antarwilayah di Indonesia.

Lewat pembangunan proyek strategis  nasional seperti ini, pemerintah optimistis pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi di seluruh tanah air dapat terus didorong. Pelabuhan Patimban juga membuka peluang besar bagi pengembangan bisnis di kawasan Jawa Barat dan sekitarnya. Para pelaku usaha diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi di kawasan pelabuhan. (*)
Lebih baru Lebih lama