CAPTION : Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu , Muh. Rizal didampingi Jajaran Basarnas/F-IST SAMBAR.ID, Palu, Sulteng - Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu mencatat peningkatan jumlah operasi SAR di wilayah Sulawesi Tengah sepanjang tahun 2025. Tercatat sebanyak 87 kejadian operasi SAR telah dilaksanakan, meningkat dibandingkan tahun 2024 yang berjumlah 79 kejadian.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu , Muh. Rizal, dalam agenda evaluasi dibungkus coffe morning akhir tahun bersama awak media menyampaikan bahwa dari total operasi tersebut, Basarnas Palu berhasil mengevakuasi 274 korban dalam keadaan selamat.
"Untuk tahun 2025 ini kami melaksanakan operasi SAR sebanyak 87 kegiatan. Ada peningkatan dari tahun 2024 yang hanya sekitar 79 operasi SAR," ujar Rizal di hadapan awak media, Rabu, (24/12/2025).
Dominasi Kecelakaan Kapal
Berdasarkan data rincian kejadian, kecelakaan kapal (marine accident) mendominasi operasi SAR tahun ini dengan 42 kejadian. Kasus tersebut meliputi kapal mati mesin, man overboard (penumpang jatuh), kapal bocor, hingga kapal terbakar.
"Tahun ini ada dua kali kejadian kebakaran kapal di Pelabuhan Lalong, Luwuk, yang semuanya langsung diaksi oleh teman-teman dari Pos SAR Luwuk," jelas Rizal.
Selain kecelakaan kapal, Basarnas Palu juga menangani 8 kejadian bencana alam dengan korban selamat 109 orang dan meninggal dunia 9 orang.
Kejadian bencana terbesar yang ditangani adalah longsor di wilayah pertambangan Kabupaten Parigi Moutong.
Selain itu, terdapat penanganan kecelakaan khusus sebanyak 2 kasus, termasuk evakuasi mobil masuk jurang di area Kebun Kopi, Parigi.
Soroti Laporan Orang Hilang (KMM)
Dalam pemaparannya, Muh. Rizal memberikan catatan khusus terkait operasi Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) yang berjumlah 35 kasus. Ia menyoroti fenomena laporan orang hilang yang ternyata bukan murni kecelakaan, melainkan dilatarbelakangi masalah pribadi atau hukum.
Rizal mencontohkan kasus di mana tim SAR melakukan pencarian selama berhari-hari, namun belakangan diketahui korban sengaja menghilang karena masalah rumah tangga atau menghindari panggilan polisi terkait kasus kriminal.
"Ada kejadian perahu ditemukan, orangnya hilang. Ternyata laporannya yang bersangkutan masih hidup dan pergi ke rumah istri keduanya. Ada juga yang dicari ternyata ada panggilan BAP kasus pencabulan," ungkap Rizal.
Oleh karena itu, Rizal mengimbau agar laporan orang hilang di darat atau hutan sebaiknya dilaporkan terlebih dahulu ke pihak kepolisian untuk verifikasi, guna memastikan apakah kasus tersebut masuk kategori SAR atau kasus kriminal/sengaja menghilang.
Apresiasi Untuk Media
Menutup evaluasi tahunan, Rizal mengapresiasi peran media dalam mempublikasikan kinerja Basarnas. Berkat keterbukaan informasi dan dukungan media, Basarnas berhasil meraih peringkat kedua sebagai lembaga dengan keterbukaan publik terbaik.
"Kami mengucapkan terima kasih penghargaan setinggi-tingginya kepada teman-teman media. Apa yang kami laksanakan selama tahun 2025 telah ter-publish dengan baik," pungkasnya.***







