SAMBAR.ID, Parimo, Sulteng - Proyek penanganan abrasi pantai yang berlokasi di Desa Ulatan, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), kembali menuai sorotan tajam.
Farid Pundanga melontarkan kritik keras terhadap pelaksanaan proyek tersebut yang dinilai "amburadul" dan berpotensi merugikan keuangan negara. Kritik ini disampaikan Farid setelah genap sepekan memantau kondisi di lapangan.
Sebelumnya, ia juga sempat menyuarakan kekecewaannya melalui media sosial Facebook terkait kualitas pekerjaan di kampung kelahirannya itu.
Saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (06/12/2025), Farid menjelaskan alasan mendasar mengapa ia terus bersuara lantang mengenai proyek tersebut.
"Pertama, Desa Ulatan adalah kampung saya. Tentunya saya tidak mungkin diam ketika melihat ada model pekerjaan yang seperti itu. Setiap warga negara berhak mengutarakan pendapat," ujar Farid.
Alasan kedua, menurut Farid, adalah faktor keselamatan keluarga. Ia mengungkapkan bahwa lokasi proyek tersebut berada tepat di belakang kediaman orang tuanya.
"Kalau proyek tersebut dibiarkan hanya seperti itu, tentunya tidak akan bertahan lama. Dampaknya, rumah orang tua dan keluarga saya yang akan menjadi sasaran abrasi," tegasnya.
Berdasarkan data dan pantauan terakhir yang diterimanya, kondisi fisik proyek dinilai masih sangat memprihatinkan dan belum selesai sepenuhnya.
Ia pun mempertanyakan fungsi pengawasan dari pihak-pihak terkait yang dinilai lemah. Menutup keterangannya, Farid mendesak instansi berwenang dan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk tidak menganggap sepele masalah ini dan segera mengambil tindakan konkret.
"Saya berharap instansi terkait segera melakukan tindakan tegas. Untuk APH, segera turun meninjau proyek tersebut. Petunjuk sudah dipublikasikan, tinggal meluncur tinjau lapangan," pungkasnya.***







.jpg)
