Sambar.id, Pasuruan - Perjalanan hidup Yunanto Adi Prasetyo dalam menghadapi rintangan dan meraih sukses sebagai musisi dan pendidik.
![]() |
Foto : Transformasi Yunanto Adi Prasetyo Tahun 2011-2022 |
Terjadi pertemuan sesi wawancara bersama saudara Yunanto Adi Prasetyo di Sanggar Seni CuciOtak Jalan Jambangan Dua Pada Tanggal 29-4-2024 pukul 17.00 WIB dengan topik perjalanan hidup.
Dia menceritakan Menjadi anak Punk tidaklah mudah untuk menghadapi tekanan mental yang diberikan masyarakat terhadap orang yang menyandang gelar “Korak” (Kotoran Rakyat),Predikat itulah yang melekat pada diri saya Bang, sehingga membuat pesimis dalam melakukan kegiatan positif apapun”ujar, Yunanto Adi Prasetyo.
Untuk beralih beranjak dari Kenakalan Remaja kedunia Pendidikan sangat berat Bang,”keluh” Pras ,disela-sela Wawancara” hingga menapaki karir menjadi pendidik didunia kesenian,”Alhamdulillah Gusti Allah Mboten Sareh” !! (Alhamdulillah Allah Tidak Tidur)
Menjawab semua doa yang selama ini saya kumandangkan setiap hari sehingga saya mendapatkan penghargaan dari Walikota Pasuruan, dalam hal menghidupkan kembali fosil Kesenian Terbang Bandhung DiPasuruan Kota yang hampir punah,yang dimana anak Remaja Zaman sekarang sudah tidak tau, apa itu terbang Bandhung!!
Saya lahir di Kota Pasuruan Pada Tanggal 21 Agustus 1993, Beralamat di, Jl. Hasanuddin gg 11 no. 49, RT 001 RW 007, kel. Karanganyar,kec. Panggungrejo, kota Pasuruan Jawa Timur. Rabu (1/5/2024)
Saya merupakan anak dari pasangan, bapak Ardi Bowo Laksono dan ibu Yunaeni Nur Cahyani, serta saya mempunyai adik bernama Yulianto Adi Prabowo.
Adik saya sekarang kondisinya sedang sakit gula” bang.
Jadi saya break sementara dulu agenda sosial seni,budaya dan pendidikan.
Ia lahir dan tumbuh besar sebuah perkampungan yang bernama “SANGAR” begitu orang sekitar menjulukinya!! Notabenya kampung yang sedikit kurang penting di dunia pendidikan.
“Maklum mas karena tradisi orang tua disini, lulus SMA kalau bisa langsung cari uang”,dikarenakan faktor ekonomi, di mana lingkungan saya tersebut disini sangat berpotensi melahirkan generasi arus bawah yang identik dengan nama kampungnya “SANGAR”
Banyak korelasinya nama kampung tersebut dengan kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, perjudian, minuman keras, pencurian, dan kriminalitas.”ujar,cak bogel, pemuda yang sering nongkrong di warung kopi sangar tengah”
Namun, hal itu tidak menghalangi Yunanto Adi Prasetyo dalam menapaki karirnya di dunia pendidikan. Meskipun karier di dunia pendidikan tidak semudah seperti yang penulis kira,banyak cacian bahkan tidak jarang tetangga mencemooh. Apa saja yang dilakukan yang berbau seni maka orang menganggapnya“MADESU” (Masa Depan Suram)”
Namun Yunanto berhasil membuktikan dan menepis cacian itu dengan meraih sebuah prestasi dengan penghargaan yang tidak tanggung-tanggung.
Dimulai dari tingkat kampung hingga tingkat nasional bahkan hingga penghargaan di internasional,dilansir dari beberapa sumber. “Proses tidak bisa menghianati hasil bang” Celetuk dia’.
Dia pernah terjerumus didunia narkoba, dunia anak punk, dunia tawuran, bahkan dunia kriminalitas. Ia hanya salah satu dari sekian banyak remaja yang menjadi korban pengaruh lingkungan yang dia tempati .
Watak mental temperament sangat melekat dijiwanya,sesuai dengan bentukan karakter lingkungannya yang keras. Teman dan teman!! adalah harta yang sangat berharga menurut dia.Entah teman yang baik,salah,buruk tidak diperdullikannya.
Dia memiliki teman sekolah ,sebut saja “X” demi kesetiaan pada temammya dia menunjukkan jiwa setia kawannya untuk membela entah dia benar atau salah tidak ia hiraukan. Tanpa pikir panjang hanya satu kata,”LAWAN”
Bermula dari peristiwa ajakan temannya untuk memberi pelajaran terhadap guru seni yang menghukum temannya itu, dengan hukuman menggunduli rambut. Singkat cerita, setelah terjadi peristiwa tersebut, ternyata pemutaran fakta cerita yang sebenarnya terjadi,diputar balikkan oleh temannya. Sehingga membuat malu dirinya. Lantaran malu, Pras ingin pulang dari rumah seorang guru tersebut dan membatalkan niatan buruknya untuk melukai bapak Ach.Rosidi sp.d,akan tetapi ditahan agar tidak pulang oleh bapak Ach. Rosidi,S.Pd dengan maksud agar si Pras tidak malu dengan kejadian salah paham tersebut.
Terjadi obrolan kecil yang hangat hingga menyentuh hati hingga menjadi moment kontemplasi bagi saudara Yunanto Adi Prasetyo. “Jadi ingat kisah sahabat nabi” ‘pungkas’ Pras,dengan sedikit haru.Seolah menahan air mata yang hendak jatuh” karena moment itu menjadi awal perkenalannya dengan bapak Ach.Rosidi,S.Pd dalam mengenalkannya didunia pendidikan seni.
Sangat mirip dengan kisah Sayyidina Umar dalam peristiwa Islam,celetuk saya waktu wawancara hingga mencairkan suasana pada waktu dini hari (30/4/2024)
Yunanto pun menyesal dan sadar akan kekeliruannya karena emosi dan menuruti hawa nafsu untuk menolong temannya dengan jiwa yang kurang bijak.
Melalui perjalanan waktu dan pengayoman dunia baru yang diberikan bapak Ach.Rosidi, S.Pd,sebagai pembina sanggar Seni CuciOtak-Rahmat Alam , Yunanto Adi Prasetyo mengenal dunia seni lebih dalam di lingkungan seni.
pendidikan mental,pendidikan fisik,pendidikan logika berpikir,pendidikan karakter dan moral seni dia banyak mendapatkan dikehidupan Sanggar Seni CuciOtak-rahmat Alam,pada tahun 2009.
Dari situlah awal cerita darah Seni dalam tubuh Pras dimulai. Dia lebih dalam mengenal jenis Seni Rupa, Teater, dan Musik.
Akan tetapi Yunanto lebih memilih mendalami jenis seni musik dalam jalur perkusi dengan alat musik sederhana ala kadarnya dengan memanfaatkan alat-alat bekas yang tidak terpakai,tak jarang beberapa orang menjuluki dengan sebutan,
”Musik Sampah” karena julukan itu pernah disematkan oleh mantan Walikota Malang Periode 2012,dengan motivasi banyak menelan pil pahit kehidupan menjadikan Karirnya menanjak.
Dengan dukungan moral dan moril yang diberikan oleh bapak Ach.Rosidi,S.Pd,sebagai pembina Sanggar tersebut pada Tahun 2010 hingga dipertengahan tahun 2012.
Ini menunjukkan bahwa prinsip Ideologi Berkesenian semakin surut ketika menghadapi tuntutan Ekonomi, sehingga Yunanto memilih bekerja sebagai buruh di Pabrik Besi pada pertengahan tahun 2012. Walau dengan pasang surut, ia bekerja sebentar di Pabrik, namun ia segera berpaling ke bakat dan minatnya pada Musik Perkusi.
Meskipun sempat mengalami titik jenuh, dengan tekad bulat dan Doa dari kedua Orang Tua serta Komunitas Sanggar Seninya, Yunanto Adi Prasetyo menyalurkan Bakat dan minatnya di jalur Musik dengan mengambil dijalur Akademisi Seni Murni di Perguruan Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Pada Tahun 2013-2014.
Karena lingkungan pendidikan seni murni di perguruan tinggi STKW kurang mendukung, sehingga Yunanto memutuskan untuk pindah kampus di Universitas Negeri Malang pada tahun 2015-2019 hingga lulus mencapai tingkat akademis Sarjana Pendidikan musik.
Dosen dalam Universitas tersebut sangat memperhatikan potensi dan bakat yang luar biasa didalam Yunanto Adi Prasetyo sehingga Dosen yang tidak mau disebut Namanya mengawal Yunanto dalam karir musiknya dan membantunya melanjutkan pendidikan S2 di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya, Prodi Pendidikan Seni dengan Beasiswa Pada Tahun 2022 hingga lulus.
Kini, beliau diberi kesempatan di dunia pendidikan untuk menyalurkan ilmunya sebagai seorang asisten dosen di Universitas Negeri Malang.
Dengan capaiannya itu,banyak generasi remaja kota Pasuruan perlahan meniru gerak langkah yang dilakukan oleh Yunanto Adi prasetyo.
Karena pengaruh dari fashion dan gaya bermusiknya yang khas telah disuguhkan sangat epik samayunanto Adi prasetyo maka dia perlahan menjadi sumber inspirasi bagi kalangan remaja untuk menikmati musik kreatif dan inovatif dalam karya musik yang unik, pemanfaatan limbah bahan bekas dapat menciptakan suara dan irama yang unik yang tidak terdapat pada instrumen musik konvensional.
Ciri khas itulah yang menghantarkan dia mendapatkan beragam penghargaan sebagai bentuk kearifan lokal terhadap ramah lingkungan. Lebih dari itu, musik yang dihasilkan oleh bahan-bahan tersebut dapat menjadi sesuatu yang indah dan menarik untuk dinikmati.
Penghargaan dapat datang dari berbagai pihak, diantaranya Yunanto pernah menjadi duta lingkungan di Kota Pasuruan pada tahun 2016, dan ia juga meraih banyak prestasi yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti sifat loyalitas tanpa batas, rasa lelah, dan doa segenap keluarga besar dan lingkungan sanggar yang membawa Yunanto Adi Prasetyo pada slogan baru yaitu
"boleh kita terlahir miskin tapi jangan meninggal dalam keadaan miskin". Dengan slogan tersebut, ia mungkin dapat menginspirasi dirinya dan orang lain untuk terus berjuang dengan hidup yang layak di dunia pendidikan dan dunia karya dengan cara yang unik dan inovatif.
Di samping berkreasi lewat musik, Yunanto Adi Prasetyo juga terlibat dalam sebuah grup perkusi yang bernama GOTBESTER.
GOTBESTER sendiri merupakan kependekan dari "Pembersih Got atau Selokan Terbaik" karena calon anggota wajib membersihkan selokan sebelum mengikuti latihan. Ternyata, password tersebut merupakan pesan moral yang ingin disampaikan oleh Yunanto, yaitu bahwa sukses bermula dari kebersihan, dan kebersihan bermula dari membersihkan selokan.
GOTBESTER seiring berjalannya waktu semakin dikenal luas di Indonesia karena aktivitas mereka dalam mengembangkan seni musik perkusi. Melalui musik seperti ini, GOTBESTER ingin mengubah cara pandang masyarakat tentang sampah dan lingkungan. Mereka juga menawarkan kelas gratis tentang musik perkusi dan lingkungan untuk anak-anak di sekitar lingkungan mereka.
Dalam GOTBESTER, Yunanto Adi Prasetyo terus menciptakan inovasi baru di dunia musik perkusi dengan memadukan elemen tradisional dan modern. Dari sini terlihat bahwa Yunanto tidak hanya pandai dalam menabuh jimbe, tiva, drum dan menabuh instrument melainkan dia juga anggota dari group band bergenre reggae dari Pasuruan kota sebagai pemukul jimbe. group band yang membius ribuan mata penonton dikalangan usia. dia sukses dan berhasil bisa menjawab tantangan seni di masa depan
Mempunyai impian akan menerapkan formula metode “STG” (Seni Tepat guna) Dikalangan masyarakat desa,dengan cara mengedukasi ilmu pendidikan “STG” didunia seni rakyat,dengan “pendidikan seni gratis”,ujar’pras.
Semoga kedepan Yunanto Adi Prasetyo akan mampu menjawab problematika permasalah akademisi seni, maupun praktisi seni diindonesia dalam era gempuran teknologi seperti dizaman saat ini, yang dimana anak usia dini, dituntut serba instant.
Oleh sebab itu Yunanto Adi Prasetyo akan berkomitment akan tetap menjaga performanya dengan supel, gampang membaur dan rendah hati .karena hanya itu modal satu-satunya yang dimilikinya.
“Semoga darah seni tetap mengalir tak kan berhenti hingga mengering diujung hati”
Semoga setiap nafas gerak langkahmu akan terhitung sebagai ibadah melakukan perubahan dan memajukan pendidikan diindonesia khususnya di Pasuruan.
Terus melangkah menjadi panutan,bagi generasi penerus bangsa.karena Pasuruan rindu tokoh pemuda yang bisa menjadi pengayom dari sahabat seni untuk dijadikan kawan. (Riangga)