Sambar.id, Sinjai – Viral di media sosial, nomor WhatsApp milik Wakil Ketua DPRD Sinjai, Andi Muh. Sabir (+62 812-4251-9159), diduga diretas pihak tak bertanggung jawab. Dari nomor tersebut beredar pesan mencurigakan berupa permintaan transfer uang hingga file undangan pernikahan berformat APK yang berpotensi berbahaya.
Dalam salah satu pesan, peretas menulis:
"Bisa minta tolong punya saldo 10jt di rekening gak, pinjam dulu besok pagi saya balikin."
Tak hanya itu, muncul juga nomor rekening 5638 0102 3569 504 yang dicatut dalam pesan. Publik diingatkan untuk berhati-hati dan tidak sembarangan melakukan transfer tanpa konfirmasi langsung kepada pemilik nama.
Informasi soal modus ini pertama kali ramai diperbincangkan melalui grup WhatsApp Info Sinjai Selatan. Salah satu anggota grup, Abas Kelana,
"Jangan diunduh atau diinstal file APK tersebut, apalagi kalau tidak yakin dengan pengirimnya. Bisa jadi itu adalah malware atau aplikasi berbahaya yang bisa mencuri data pribadimu. Hati-hati juga saat mau transfer uang ke rekening yang dicantumkan, pastikan benar-benar yakin dengan orang yang meminta pinjaman. Lebih baik konfirmasi dulu sebelum transfer." Abas mengingatkan
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sinjai dari Partai Golkar itu membenarkan bahwa nomor WhatsApp miliknya telah diretas. Saat ditemui awak media di kediamannya pada Kamis, 25 September 2025
"Sudah banyak teman dan keluarga yang menghubungi saya terkait permintaan uang sebesar Rp10 juta melalui WhatsApp yang menggunakan nomor saya, padahal nomor itu telah diretas oleh orang yang tidak dikenal." Andi sabir menjelaskan
Ia menambahkan bahwa beberapa keluarga bahkan datang langsung ke rumah untuk memastikan kebenaran permintaan uang tersebut.
"Mereka bilang ada yang menghubungi memakai nomor saya dan meminta pinjaman Rp10 juta. Saya tegaskan, nomor saya telah diretas dan itu bukan saya," tegasnya.
Andi Muh. Sabir juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap permintaan uang yang mengatasnamakan dirinya.
"Saya berharap masyarakat Sinjai dan sekitarnya tidak terpengaruh dengan hal tersebut. Untuk sementara waktu, nomor saya juga tidak aktif," tambahnya.
Seorang warga yang hadir di kediaman legislator Golkar itu turut mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap modus penipuan serupa:
"Jangan mudah percaya dengan permintaan melalui pesan WhatsApp, apalagi yang meminta uang. Itu jelas modus penipuan. Jangan sampai ditanggapi, bahkan melalui pesan suara sekalipun, karena bisa saja pelaku memanfaatkan untuk hal yang lebih berbahaya, termasuk membobol rekening," ujarnya.
Kasus ini menambah daftar panjang penipuan digital yang menyasar pejabat publik maupun masyarakat umum. Warga diimbau lebih waspada terhadap pesan mencurigakan, khususnya yang berisi permintaan uang dan file asing berformat APK. (Tim/akmal)