Sambar.id,OKU, 9 September 2025 — Kerusuhan demo anarkis di depan gedung DPRD OKU masih menyisakan banyak tanda tanya. Polres OKU memang berhasil meringkus dua provokator dari lima pelaku utama, namun justru fakta baru menimbulkan kecurigaan publik: salah satunya ternyata warga luar daerah.
Kapolres OKU, AKBP Endro Aribowo, menyebut pelaku Supri (39), wiraswasta asal Way Kanan, Lampung. Ia bersama empat rekannya yang kini buron terekam kamera merusak pot bunga di depan gedung DPRD dan melemparkannya ke dalam halaman dewan. “Aksi ini kemudian menyulut massa lain untuk ikut merusak fasilitas umum di sekitar taman kota Baturaja,” ungkap Kapolres, Selasa (9/9).
Selain Supri, polisi juga menangkap Akew alias Ch (24), warga Baturaja Timur, yang berperan sebagai admin grup WhatsApp Demo OKU. Grup dengan anggota 1.000–1.200 orang itu digunakan untuk mengajak turun ke jalan dengan seruan bernuansa provokatif.
Kerugian akibat kerusuhan tak main-main: kaca pos jaga DPRD pecah, pagar dan tiang pengunci roboh senilai Rp50 juta, 14 pot bunga hancur (Rp19 juta), hingga truk dalmas mengalami kerusakan Rp3 juta. Tak hanya material, dua anggota Polri dan sejumlah warga juga terluka.
Kedua pelaku kini dijerat Pasal 170 KUHP ayat 1 dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.
Namun, fakta bahwa seorang warga Lampung bisa hadir dan memprovokasi massa di OKU justru membuka ruang spekulasi: siapa yang membiayai, mengundang, atau memberi instruksi? Publik juga bertanya, bagaimana seorang admin grup WA bisa begitu leluasa menggerakkan ribuan orang tanpa adanya dukungan jaringan yang lebih besar?
Di balik semua ini, muncul dugaan adanya aktor intelektual yang bersembunyi di balik layar. Apalagi, kerusuhan terjadi di tengah dinamika politik dan ketegangan hubungan masyarakat dengan DPRD OKU. Pertanyaannya: benarkah provokator ini hanya sekadar “pion” atau ada elit politik yang sengaja bermain api?
Amelia