Sambar.id, Batam - Raungan mesin penyedot pasir menggema di Gang Bandeng RT 02 RW 04, Kampung Jabi, Nongsa, seakan tak pernah berhenti. Di balik galian yang disebut dikelola seorang pria berinisial “Babe” itu, sorotan publik kembali menguat. Rabu (3/12/2025).
Di area galian, tanah yang dulu datar kini menjelma kubangan besar. Air keruh menggenang, memperlihatkan bekas pengerukan yang berlangsung terus-menerus. Setiap beberapa menit, lori pengangkut melaju masuk ke pemukiman, membawa debu yang menempel di dinding rumah dan mengisi udara yang dihirup warga setiap hari.
Keresahan warga bukan sekadar soal bising mesin. Mereka menyebut perubahan aliran air semakin terasa. Ketika hujan turun, ancaman banjir mengintai dari arah galian yang posisinya lebih tinggi dari permukiman. Kondisi itu makin diperburuk dengan dugaan bahwa aktivitas tambang tidak mengantongi izin operasional.
“Kalau hujan, air dari galian itu bisa masuk rumah. Aktivitas ini sudah lama, tapi tidak ada tindakan,” kata seorang warga yang memilih tidak disebutkan namanya.
Yang membuat publik bertanya-tanya, tambang ilegal ini tetap berjalan meski sudah beberapa kali diberitakan. Warga menyebut aktivitas berlangsung hampir setiap hari, dan tidak terlihat tanda-tanda upaya penghentian dari aparat.
Di balik raungan mesin, muncul dugaan pembiaran. Lokasi galian berada dalam wilayah hukum Polsek Nongsa dan Polda Kepri, namun hingga kini belum ada langkah nyata di lapangan. Setiap lori yang keluar masuk seakan menjadi simbol betapa tambang ilegal bisa beroperasi secara terang-terangan.
Beberapa warga bahkan menyebut aktivitas ini seperti “punya jalur sendiri” tertutup dari tindakan, tetapi terbuka lebar dalam operasional.
Masyarakat mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum turun tangan. Bagi mereka, ini bukan sekadar isu lingkungan, tetapi soal keadilan dan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum.
Publik kini menanti respons. Apakah tambang pasir ilegal ini akan benar-benar ditertibkan, atau justru menjadi satu lagi contoh aktivitas melawan aturan yang terus berjalan di depan mata tanpa hambatan?
Hingga laporan ini disusun, pewarta masih berupaya meminta konfirmasi kepada pihak terkait mengenai legalitas tambang serta dugaan pembiaran yang memicu keresahan warga.(Gh)






.jpg)
