SAMBAR.ID, Palu, Sulteng - Aksi penebangan pohon peneduh di depan Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sulawesi Tengah, Siranindi II, Jalan Prof. M. Yamin, berbuntut panjang.
Gubernur Sulteng, Dr. H Anwar Hafid, dilaporkan marah besar setelah mendapati pohon yang berfungsi sebagai pelindung debu dan peneduh jalan tersebut hilang ditebang orang tak dikenal.
Pohon yang telah berdiri kokoh melintasi beberapa masa jabatan gubernur itu kini rata dengan tanah.
Padahal, keberadaannya dinilai sangat vital untuk menyerap air hujan dan melindungi pejalan kaki dari teriknya matahari Kota Palu.
Gubernur Instruksikan Investigasi
Mantan anggota Komisi V DPR RI tersebut menegaskan tidak akan menoleransi tindakan ini. Menurutnya, pohon tersebut dalam kondisi sehat dan sama sekali tidak membahayakan pengguna jalan.
"Tolong cari siapa yang tebang pohon depan Rujab. Siapapun pelakunya, apakah Balai Jalan, PLN, atau siapapun, wajib mengganti! Ini tidak bisa ditolerir," tegas Anwar Hafid dengan nada tinggi.
Saling Bantah Antar Instansi
Hingga saat ini, pelaku penebangan tersebut masih menjadi misteri. Sejumlah pihak yang dikonfirmasi memberikan keterangan yang saling bertolak belakang:
DLH Provinsi Sulteng, M. Natsir Mangge selaku Kabag Lingkungan Hidup mengaku tidak tahu dan menduga aksi tersebut dilakukan oleh DLH Kota Palu karena masuk wilayah administratif kota.
DLH Kota Palu: Kepala DLH Kota Palu, Mohamad Arif Lamakarate (Ipong), membantah keras melalui pesan singkat pada Jumat petang (19/12/2025). "Bukan DLH itu," jelasnya singkat.
Pihak Vendor: Pemasang lampu hias di jalur dua Jl. M. Yamin juga mengaku tidak tahu-menahu. Mereka mengaku takut menebang pohon karena adanya denda yang cukup berat bagi pihak ketiga.
Masyarakat Menyayangkan Aksi "penebangan liar" di jantung kota ini juga memicu reaksi warga. Mengingat saat ini tengah ada penataan jaringan kabel PLN dan Telkom, warga menilai semestinya pohon cukup dirapikan, bukan ditebang habis.
"Mestinya kalau memang menghalangi kabel, ya dirapikan saja, tidak perlu ditebang. Lagian tidak mengganggu dan membahayakan pengguna jalan," ujar salah seorang warga di sebuah warkop, Jumat malam.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas hilangnya aset penghijauan kota tersebut. ***








.jpg)
