JAGAT MAYA DIHEBOHKAN dengan video kekerasan yang menimpa seorang sopir ekspedisi di SPBU Moengko, Poso,Jumat (19/12/2025)./F-Hms Polres Poso.
SAMBAR.ID, Poso, Sulteng - Jagat maya dihebohkan dengan video kekerasan yang menimpa seorang sopir ekspedisi di SPBU Moengko, Poso, pada Jumat (19/12/2025). Insiden yang mengakibatkan korban mengalami luka robek di batang hidung hingga bersimbah darah ini menuai kecaman pedas dari netizen yang mengutuk tindakan anarkis di area fasilitas publik.
Kronologi Kejadian: Protes "Double Standard" BBM
Peristiwa bermula saat korban, seorang sopir ekspedisi diduga asal luar daerah, hendak mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, petugas SPBU berinisial AD menolak melayani dengan alasan aturan internal perusahaan, sembari meminta korban berkoordinasi dengan atasannya.
Situasi memanas ketika korban melihat adanya aktivitas pengisian jerigen di SPBU tersebut. Merasa adanya ketidakadilan, korban melayangkan protes keras.
"Kalau saya tidak dilayani, mengapa jerigen dilayani?" teriak korban sambil mengancam akan merekam praktik tersebut untuk dipublikasikan ke media sosial.
Adu mulut pun tak terhindarkan. Ketegangan yang meningkat memicu perhatian massa di lokasi. Dalam waktu singkat, korban menjadi sasaran amuk massa hingga mengalami luka serius dan pendarahan di bagian wajah. Beruntung, sejumlah warga segera melerai dan menyarankan korban untuk segera mengamankan diri ke Polres Poso.
Respons Cepat Polres Poso dan Jalur Mediasi.
Kapolres Poso melalui Kasat Reskrim, IPTU I Made Deva Dwi Wiguna, S.Tr.K., M.H., membenarkan adanya pengaduan tersebut. Pihak kepolisian langsung bergerak cepat mendampingi korban melakukan visum di RSUD Poso guna memastikan bukti kekerasan.
Meski polisi telah menyarankan korban untuk menempuh jalur hukum formal terkait pasal penganiayaan, korban memilih jalan lain.
"Korban meminta jalur mediasi dengan alasan keterbatasan waktu karena harus melanjutkan perjalanan ekspedisi. Pihak Polres pun menyanggupi permintaan tersebut dan mempertemukan kedua belah pihak.
Hasil mediasi menyatakan kasus diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak pelaku memberikan ganti rugi biaya pengobatan, dan kendaraan korban akhirnya diisi BBM sebagai bagian dari kesepakatan damai.
Netizen Kecam Aksi Brutal dan Desak Pengamanan Ketat.
Walaupun kasus ini berakhir damai di atas kertas, netizen di berbagai platform media sosial tetap melontarkan kritik tajam. Publik menilai tindakan main hakim sendiri di lingkungan SPBU tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun.
Warganet mendesak Polres Poso untuk meningkatkan pengawasan dan pengamanan di SPBU Moengko guna mencegah terulangnya aksi brutal terhadap sopir-sopir ekspedisi yang melintas.
Selain itu, praktik pengisian jerigen yang memicu kecemburuan sosial juga diharapkan menjadi atensi serius bagi pihak otoritas terkait.***







