BELAJAR DI JEPANG CBD UPAYAKAN PERALATAN MEDIS, KLINIK SERTA PENGOBATAN GINJAL YANG CANGGIH BAGI RAKYAT GORONTALO

 

BELAJAR DI JEPANG CBD UPAYAKAN PERALATAN MEDIS, KLINIK SERTA PENGOBATAN GINJAL YANG CANGGIH BAGI RAKYAT GORONTALO

Gorontalo, sambar.id - Makin bertambahnya jumlah penduduk, makin  rentang pula berbagai penyakit yang timbul, sehingga hal ini sangat membutuhkan penanganan yang cukup serius.


Untuk menangani persoalan bidang kesehatan tersebut, calon walikota Charles Budi Doku belum lama ini di ajak KK Rachmat Gobel, yang sekaligus sebagai wakil ketua DPR RI untuk belajar ke negara jepang, bagaimana cara penggunaan peralatan, baik di klinik maupun pengobatan ginjal yang sangat canggih ujar CBD.


Menurut budi, sejak menjabat wakil walikota bersama sama walikota marten taha, kami selalu  

berjuang agar rumah sakit andalan masyarakat provinsi gorontalo yang notabene sebagai rumah sakit rujukan agar dapat menangani pasien mengidap penyakit jantung koroner ( penyumbatan pada pembuluh darah ) ujar budi.


Menurut budi siapa saja akan mengalami serangan jantung secara tiba tiba, dengan demikian jika tidak ditangani sedini mungkin akan mengalami kematian.


Kedepan imbuh budi saat itu pihaknya telah menyekolahkan beberapa dokter jantung, serta membuat bangunan baru khusus penyakit jantung serta peralatan canggih lainnya, sehingga pada masa sekarang ini pihak rumah sakit aloey saboe  sudah dapat melakukan operasi pemasangan cincin, dilain sisi ujar budi sampai saat ini angka penderita penyakit jantung koroner setiap bulan di provinsi gorontalo kurang lebih ada 80 - 90 pasien yang di rujuk ke rumah sakit kebanggaan warga kota tersebut.


Diakhir pembicaraan pinta CBD, masih ada keinginannya ataupun harapan besar untuk menjadikan rumah sakit aloey saboe kota gorontalo sebagai pusat rujukan pengidap sakit ginjal, stroke dan kanker,  dan ini salah satu keahlian jikalau rakyat kota gorontalo memilih pimpinannya sebagai dokter, kasihan warga atau masyarakat kurang mampu menderita sakit harus  dirujuk keluar daerah dengan biaya yang cukup mahal, pungkas budi ( syarief 01 )

Lebih baru Lebih lama