SAMBAR.ID// SINJAI - Sebuah kasus yang bikin jantung berdebar-debar terjadi di RSUD Sinjai. Farraz, bocah 5 tahun, hampir kehilangan nyawanya gara-gara dugaan malpraktik dan pelayanan yang jauh dari kata memuaskan. Lima hari menahan sakit perut yang luar biasa, Farraz baru mendapat penanganan serius setelah dilarikan ke RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan menjalani operasi darurat. Mirisnya, ini bukan cuma masalah individu, tapi gambaran buruk sistem pelayanan kesehatan di RSUD Sinjai yang bikin GMNI Sinjai naik pitam!
Selama lima hari di RSUD Sinjai, Farraz merasakan siksaan yang tak terbayangkan. Sakit perutnya yang luar biasa diabaikan. Keluarga yang meminta USG malah disambut ucapan kasar dan arogan dari dokternya: “Apa memang kerjamu? Dimanako kerja? Biar kau tidak suruh saya kalau mau USG,” tiru keluarga Farraz. Keengganan melakukan pemeriksaan dini ini diduga jadi penyebab keterlambatan penanganan yang nyaris berujung maut.
GMNI Sinjai langsung bertindak. Mereka tak cuma menuntut pemecatan dokter yang diduga lalai, tapi juga pertanggungjawaban penuh RSUD Sinjai. “Ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengabaian yang menyiksa!” tegas Rifaldi, Wakil Ketua Bidang Politik dan Ideologi DPC GMNI Sinjai. Mereka mendesak investigasi menyeluruh dan reformasi total sistem pelayanan di RSUD Sinjai.
Kasus Farraz ternyata bukan kasus tunggal. Banyak pasien lain yang mengeluhkan pelayanan RSUD Sinjai yang tak manusiawi. “Saya menunggu berjam-jam dalam keadaan sakit,” keluh Ibu Ani. Bapak Budi menambahkan, “Pelayanannya kurang ramah, penjelasan dokter minim, saya merasa diabaikan.”
RSUD Sinjai berdalih USG belum dilakukan karena belum ada indikasi medis yang cukup, dan membantah tuduhan ucapan kasar. Tapi, klarifikasi ini terasa seperti tambal sulam, tak mampu menutupi kemarahan publik yang mempertanyakan standar pelayanan dan etika profesi di RSUD Sinjai.
Kasus Farraz mengungkap borok pelayanan kesehatan di RSUD Sinjai. Ini bukan cuma soal kelalaian individu, tapi kegagalan sistemik yang harus segera dibenahi. Tuntutan GMNI Sinjai untuk reformasi menyeluruh adalah langkah penting agar tragedi seperti ini tak terulang. Jangan sampai RSUD Sinjai jadi tempat menanti maut, bukan tempat kesembuhan! (Sb)