Insiden Grati: Luka Akibat Ricochet atau Ada Faktor Lain di Balik Peristiwa Ini?


SAMBAR.ID // PASURUAN OPINI – Insiden yang menyebabkan luka pada seorang warga di sekitar area Puslatpur Grati kembali menuai sorotan tajam. Klaim mengenai "peluru nyasar" yang ramai diberitakan sejumlah media patut dipertanyakan, mengingat terdapat banyak kejanggalan dari sisi teknis maupun logika balistik.

Senjata yang disebut digunakan dalam latihan, yakni FN MAG (GPMG) kaliber 7,62 mm NATO, memiliki daya hancur tinggi. Dengan kecepatan tembak sekitar 730 meter per detik dan suhu proyektil mencapai hingga 2000 derajat Celcius saat keluar dari laras, senjata ini didesain untuk menimbulkan kerusakan signifikan pada target. Oleh karena itu, luka ringan yang ditemukan—dengan panjang kurang dari 2 cm dan kedalaman sekitar 1 cm—tidak sebanding dengan potensi daya rusak senjata tersebut.

Jika proyektil tersebut mengenai korban secara langsung, apalagi dalam jarak efektif tembak, seharusnya luka yang dihasilkan jauh lebih parah atau bahkan fatal. Sementara jika diasumsikan sebagai hasil pantulan (ricochet), maka proyektil semestinya menunjukkan kerusakan fisik, yang justru tidak tampak pada proyektil yang ditemukan dalam kondisi utuh.

Ketidaksesuaian antara karakter luka, kondisi proyektil, dan kemampuan senjata memunculkan pertanyaan mendasar: benarkah ini akibat peluru nyasar, atau ada skenario lain yang belum diungkap?

Untuk menjawab itu, diperlukan investigasi yang lebih serius, berbasis analisis forensik balistik yang independen dan ilmiah. Kesimpulan yang prematur tidak hanya membingungkan publik, tetapi juga dapat menutup peluang untuk menemukan fakta yang sebenarnya.

Keterbukaan informasi dan ketelitian dalam proses penyelidikan adalah kunci untuk menjaga kepercayaan masyarakat serta memastikan tidak ada pihak yang dikorbankan oleh asumsi dan opini yang belum tentu benar.
Lebih baru Lebih lama