ATM BRI di Patimuan Sering Bermasalah Nasabah Terpaksa Pakai BRILink Atau Bank Lain Dengan Biaya Tambahan

Sambar.id Patimuan, Cilacap – Sejumlah nasabah Bank BRI di Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, mengeluhkan kesulitan untuk melakukan penarikan tunai di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BRI yang berada di wilayah tersebut. 


Keluhan ini datang dari beberapa individu yang mengaku telah berulang kali mencoba menarik uang tunai selama berhari-hari, namun selalu gagal.


"Sudah beberapa kali saya coba tarik tunai di ATM BRI Patimuan ini, tapi selalu tidak bisa. Sudah berhari-hari begini terus," ujar salah seorang nasabah yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kekecewaannya. 


Situasi ini tentu saja menimbulkan keresahan di kalangan nasabah, terutama bagi mereka yang sangat bergantung pada layanan ATM untuk kebutuhan transaksi sehari-hari.


Gangguan yang berulang ini telah berlangsung cukup lama, membuat nasabah frustrasi dan merasa dirugikan.


Biaya Tambahan Akibat Keterpaksaan Menggunakan BRILink


Akibat seringnya ATM BRI di Patimuan bermasalah, banyak nasabah terpaksa mencari alternatif lain untuk menarik uang tunai, seperti melalui agen BRILink atau ATM mini.


Namun, hal ini justru menambah beban biaya bagi nasabah.


"Saya jadi harus cari BRILink atau ATM mini, itu biayanya dobel. Sudah kena potongan sistem, terus harus bayar tunai lagi Rp 5.000," keluh nasabah tersebut. 


Biaya tambahan ini tentu memberatkan, terutama bagi mereka yang membutuhkan penarikan tunai dalam jumlah kecil. Kondisi ini sangat ironis, di mana nasabah harus mengeluarkan biaya ekstra untuk layanan yang seharusnya tersedia secara gratis melalui ATM.


Konfirmasi dan Respon Ironis dari Pihak BRI Kondisi-kondisi ATM BRI yang tidak berfungsi optimal ini dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas ekonomi masyarakat Patimuan, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah yang membutuhkan akses cepat ke dana tunai.


Menanggapi keluhan ini, awak media telah mencoba mengkonfirmasi langsung kepada Kepala Pos (Kapos) BRI Patimuan, Aan, melalui pesan WhatsApp. 


Kapos Aan, yang merespons pesan tersebut, menyampaikan, "Walaikumsalam wr.wb. Matursuwun masukannya Pak Tugiman. Nanti saya sampaikan ke vendor agar uang atau maintenance lebih dioptimalkan lagi."


Namun, saat ditanyai lebih lanjut mengenai durasi dan frekuensi gangguan, Kapos Aan menambahkan, "Paling nanti saya coba tanya ke Pak Satpam errornya lama atau tidak, sering atau tidak untuk laporan vendor untuk pengisian atau permasalahan yang ada. Bila sudah sangat sering berarti harus ada perbaikan sesegera mungkin.Nanti termonitor di sistem Pak."


Jawaban dari Kapos Aan yang masih harus mengaitkan pada informasi dari satpam ini sangatlah ironis. Mengingat statusnya sebagai kepala pos yang seharusnya memiliki akses langsung atau data terkait kinerja ATM, ketergantungan pada informasi dari satpam mengindikasikan kurangnya sistem monitoring yang terintegrasi atau respons yang lambat terhadap masalah yang terjadi. 


Hal ini tentu saja menambah kekecewaan nasabah yang berharap adanya penanganan cepat dan profesional.


"Kami harap BRI bisa segera memperbaiki masalah ini.Sangat merepotkan kalau ATM tidak bisa digunakan, apalagi kalau butuh uang mendesak dan harus bayar biaya tambahan lagi," tambah nasabah.


Masyarakat Patimuan sangat berharap pihak Bank BRI segera melakukan perbaikan menyeluruh dan memastikan ketersediaan layanan ATM yang prima, sehingga aktivitas transaksi keuangan mereka tidak lagi terganggu dan tidak perlu menanggung biaya tambahan yang tidak semestinya.

(S Rahmat)

Lebih baru Lebih lama