Sambar.id, Surabaya, Jatim – Pernyataan kontroversial Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang menyebut pemerkosaan massal dalam tragedi Mei 1998 sebagai "rumor" tanpa bukti, menuai kecaman luas. Kamis 27 Juni 2025
Hartanto Boechori, Ketua Umum Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI), menyatakan dukungan penuh terhadap pernyataan Ipong Hembing Putra, Ketua Umum Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Ketua Departemen Hukum dan HAM PJI Jabodetabek, yang mengecam keras pernyataan tersebut.
Boechori menegaskan bahwa pernyataan Fadli Zon merupakan bentuk insensitivitas yang melukai hati para penyintas dan keluarga korban tragedi kemanusiaan tersebut.
"Pernyataan ini tidak hanya menyakiti, tetapi juga menciderai semangat rekonsiliasi dan keadilan yang sedang dibangun bangsa ini," tegas Boechori dalam rilis persnya.
Ia mendesak Fadli Zon untuk segera menyadari kesalahannya, mencabut pernyataan kontroversial tersebut, dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan tulus kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya komunitas Tionghoa dan para korban tragedi 1998.
"Jika permohonan maaf tidak dilakukan, kami meminta Presiden RI untuk mempertimbangkan pencopotan Fadli Zon dari jabatannya," tegas Boechori.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan moral dan empati yang tinggi, terutama dalam menyikapi sejarah kelam bangsa.
Boechori juga mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya tokoh publik, untuk bijak dalam berujar dan menghindari narasi-narasi yang tidak berempati dan berpotensi memecah belah persatuan.
"Kita semua harus menjadi penjaga memori kolektif agar tragedi seperti Mei 1998 tidak pernah terulang," pungkasnya.
PJI, PITI, dan seluruh komponen bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, keadilan, dan persatuan, berkomitmen untuk terus menjaga kehormatan korban dan nilai-nilai kebhinekaan. (*)