Sambar.id, SUBANG, JABAR - Sungguh sangat miris dan memprihatinkan, Kakek Tunanetra yang hidup sebatangkara dengan menempati rumah reyod luput dari perhatian pemerintah daerah dan Desa.
Hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, Dakri (73) warga Dusun Jayasari Desa Gambarsari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang terpaksa harus tinggal di gubuk reyod yaris roboh, Kondisi rumah yang boleh dibilang hanya sekedar untuk berteduh dari panas dan hujan. Sebab tidak layak disebut sebuah hunian, karena lebih bagus dari kandang kambing. Rumah 4 tiang itu terlihat reot berkonstruksi kayu lapuk dan berdinding bambu dan beralaskan lantai tanah.
Kake Darki terpaksa tinggal bertahun-tahun di rumah tak layak huni tersebut, lantaran tak mempunyai biaya untuk memperbaiki dan membangun rumahnya, jangankan untuk membangun rumah, untuk makan sehari - haripun dirinya menunggu belas kasihan dari tetangga.
Diakui Kake Darki, selama hidupnya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah desa setempat layaknya warga lain seperti layanan kesehatan dan program sejenisnya.
"Selama ini Abah diam di rumah saja karena sejak lahir Abah sudah tidak bisa melihat, kalau sakitpun Abah tinggal dirumah saja, jangankan untuk berobat untuk makan saja menunggu belas kasih tetangga,” ucap Kake Darki kepada Sambar.id, Senin (23/06/2025).
Ketika ditanya apakah selama ini mendapat PKH, BPNT atau BLT DD ?... Kake ini tidak mengerti karena selama ini tidak pernah menerima program tersebut. Walau belum menerima ia tetap berharap ada perhatian pemerintah untuk dirinya diusia senja.
“Pernah dapat bantuan beras kalau ga salah dua kali diantarkan sama orang desa katanya bantuan dari pemerintah,” ujarnya.
Meski hidup dalam kondisi fakir dan sebatang kara, sang kakek tetap merasa bersyukur karena masih ada tetangga dan warga sekitar yang mau berbaik hati padanya.
Warga sekitar juga berharap agar pemerintah dapat memberikan tempat tinggal Kake Darki yang layak disisa usianya yang senja ini. (*)