Surga Tersembunyi di Pekalongan

Sambar.id, Pekalongan, Jateng —Di balik perbukitan hijau Desa Pedawan, Kecamatan Karanganyar, tersembunyi sebuah oase alami yang kini mulai menjadi primadona wisata baru di Kabupaten Pekalongan. Rabu 30 Juli 2024.


Sipare Green Park, Mengusung konsep wisata alam berbasis edukasi dan kearifan lokal, tempat ini menawarkan kesejukan, keindahan, dan nilai-nilai pembelajaran ekologis yang jarang ditemui di destinasi lain.


Dikelilingi pepohonan rindang dan dialiri sungai jernih berbatu, Sipare Green Park menjadi pilihan ideal bagi keluarga, pelajar, hingga komunitas yang ingin melepas penat sekaligus menyatu dengan alam. 


Sejak dibuka sekitar dua tahun lalu, destinasi ini dikelola secara mandiri oleh Murnoto, warga lokal yang menggagas kawasan tersebut sebagai ruang publik hijau sekaligus penggerak ekonomi desa.


> “Wacana pengembangan tempat ini sudah lama. Kami melihat potensi besar — alamnya indah, udaranya segar, suasananya tenang. Harapannya sejak awal adalah menjadikannya tempat wisata keluarga, sekaligus untuk mengangkat ekonomi masyarakat,” ujar Murnoto.


Edukasi, Relaksasi, dan Kearifan Lokal

Sipare Green Park menawarkan berbagai wahana alami seperti jembatan bambu, taman bunga cinta, gazebo beratap rumbia, serta aliran sungai alami yang aman untuk bermain anak-anak. 


Ada pula jalur edukasi, area piknik, dan spot swafoto estetik yang cocok untuk konten media sosial.


Meski belum ramai setiap hari, geliat kunjungan mulai terasa di akhir pekan.


“Pengunjung tidak menentu, tapi biasanya ramai di hari libur, khususnya Jumat sampai Minggu. Malam Minggu jadi puncaknya,” ungkap seorang pelaku UMKM di lokasi.


UMKM lokal seperti penjaja makanan tradisional, minuman segar, dan kerajinan tangan tumbuh perlahan di sekitar kawasan wisata. Hal ini membuktikan bahwa pariwisata berbasis komunitas dan lingkungan mampu menggerakkan roda ekonomi desa.


Pengelolaan Swadaya, Harapan pada Pemerintah

Pengelolaan Sipare Green Park dilakukan dengan semangat gotong royong. Seluruh operasional, termasuk perawatan fasilitas dan pengembangan area, masih mengandalkan pemasukan dari tiket dan sewa peralatan wisata.


“Selama ini kami hanya bergantung pada pemasukan pengunjung. Belum ada bantuan dari pemerintah. Padahal kalau ada fasilitas tambahan seperti kolam renang anak atau wahana bermain, pasti akan menarik lebih banyak wisatawan,” tutur Murnoto.


Ia berharap adanya dukungan nyata dari pemerintah daerah—baik dalam bentuk anggaran pengembangan maupun promosi wisata. Dukungan tersebut diyakini mampu meningkatkan jumlah pengunjung dan pada akhirnya berdampak langsung pada penghasilan warga.


“Yang kami inginkan sederhana: perhatian pemerintah. Cukup untuk bangun fasilitas dasar. Itu akan sangat membantu warga, khususnya anak-anak muda yang kini mulai membuka usaha kecil di sini,” tambahnya.


Menuju Wisata Berkelanjutan

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, pengelola menetapkan 10 Tata Tertib Wisata, mulai dari larangan membuang sampah, imbauan menjaga keselamatan anak-anak, hingga ajakan untuk menghormati alam dan fasilitas umum.


“Kami tidak ingin tempat ini sekadar jadi objek wisata. Ini harus jadi ruang belajar dan ruang tumbuh. Kalau dikelola serius, kami yakin Sipare Green Park bisa menjadi ikon wisata hijau Pekalongan, bahkan mendatangkan wisatawan mancanegara,” pungkas Murnoto.


Ajakan Terbuka


Sipare Green Park kini membuka diri untuk kegiatan sosial, edukasi sekolah, kemah keluarga, hingga festival budaya lokal. Dengan akses mudah dan harga terjangkau, tempat ini menawarkan pengalaman wisata yang tak hanya indah, tapi juga bermakna.


Kunjungi Sipare Green Park, jelajahi keindahan, resapi kesederhanaan, dan pulang membawa inspirasi. Tempat di mana alam, budaya, dan masyarakat bersatu dalam harmoni. (Mbah Yanto)

Lebih baru Lebih lama