Wakil Bupati Subang Hadiri Ruatan Bumi Desa Rancaudik


Wakil Bupati Subang Agus Masykur apresiasi kepada Pemdes Rancaudik yang telah menjaga tradisi nenek moyang dalam gelar ruatan bumi.


Sambar.id, SUBANG, JABAR - Warga Desa Rancaudik, Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang
kembali menggelar tradisi ruatan bumi pada Sabtu (08/11/2025).


Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol kebersamaan warga desa, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap alam yang telah memberikan sumber kehidupan.

Melalui tradisi Ngaruwat Bumi, masyarakat diajak untuk kembali menghargai proses produksi pangan dari hulu ke hilir. Ketergantungan pada alam menjadi pengingat bahwa keberlanjutan pangan hanya bisa terjaga jika lingkungan tetap lestari.

Kepala Desa Rancaudik H Wahyudin menyampaikan bahwa perayaan ini bukan hanya bentuk syukur, tetapi juga pengingat bagi generasi muda untuk tidak melupakan akar budaya pertanian mereka.

"Ngaruwat Bumi bukan sekadar pesta, tapi cara kami berterima kasih kepada bumi. Kami ingin anak-anak muda tahu bahwa pangan itu tidak datang begitu saja, tapi hasil kerja keras petani dan alam,” ucapnya.

H. Wahyudin menyebut menjaga lingkungan sama pentingnya dengan menanam. Tanah yang subur, air yang cukup, dan cuaca yang mendukung adalah faktor utama keberhasilan pertanian. Maka dari itu, kesadaran kolektif dalam menjaga alam harus terus ditanamkan," ucapnya.


Lebih lanjut H. Wahyudin menegaskan bahwa Ruwat Bumi bukan hanya adat, melainkan cerminan rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat panen dan keselamatan, serta simbol kebersamaan dan kearifan lokal," tegasnya.


Sementara itu Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi yang turut hadir dalam acara ruatan bumi tersebut sangat mengapresiasi kepada warga desa Rancaudik yang telah mengambil inisiatif menyelenggarakan ruatan bumi dengan meyuguhkan pagelaran wayang golek Giri Harja 2 Bandung.

Dalam kesempatan tersebut Agus Masykur juga mengimbau kepada seluruh masyarakat terkait dengan datangnya musim penghujan untuk waspada dan berhati-hati terhadap segala bentuk bencana.

"Sekarang sudah memasuki musim penghujan, hati hati dengan banjir, bersihkan drainase dan jangan buang sampah sembarangan. Kita berdoa, semoga kita dijauhkan dari bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung dan sebagainya," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan, ratusan masyarakat memulai kegiatan ini dengan arak arakan dengan menggotong padi serta berbagai macam hasil panen palawija, dengan cara diarak keliling kampung.

Warga tampak antusias mengikuti arak arakan kreasi budaya dengan menampilkan berbagai replika karya masyarakat setempat. Baik kalangan tua, muda, remaja, hingga anak-anak tumpah ruah berbahagia memenuhi jalan desa. (*)
Lebih baru Lebih lama