Pihak Laskar Bugis Makassar LBMI menghadiri Demo,W super CLUB di dpn kantor GUBERNUR SUL-SEL.

Sambar.id, Makassar - Tempat hiburan malam terbaru di Makassar, W Super Club, milik Pengacara yang terkenal Hotman Paris Hutapea,menghadapi tantangan setelah diboikot oleh berbagai pihak. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menegaskan penolakannya terhadap keberadaan Club tersebut dalam sebuah pernyataan resmi. Jumat 31/05/2024.


Pada tanggal 27 Mei 2024, saat peresmian,Hotman Paris Hutapea secara kontroversial mengajak penduduk MAKASSAR untuk berdansa hingga akhir zaman. Video tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat SULAWESI-SELATAN yang dikenal akan keagamaannya.


Ketua MUI Sul-Sel, AG. Prof Dr H. Najamuddin H Abd Safa MA, menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak sosial dari keberadaan W Super Club, yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan dan budaya² setempat di area CPI MAKASSAR.


Dalam pernyataan resminya, MUI Sulawesi Selatan menegaskan 3 ( tiga ) point sikapnya yaitu : 


1.Menolak kehadiran W Super Club sebagai pusat clubbin terbesar di kota MAKASSAR.


2.Menghimbau pemerintah setempat untuk mengevaluasi izin club tersebut & mengingat kedekatannya dengan Masjid Kubah 99 Asmaul Husna, MUI juga mengingatkan umat Islam bahwa memasuki tempat seperti itu dianggap haram,dan meminta para investor untuk mempertimbangkan dampak sosial dari proyek mereka.


3.Mereka mendesak pemerintah untuk membuat regulasi yang lebih ketat terkait pemberian/izin untuk tempat hiburan, terutama Clab yg besar di kota makassar,seperti THM W Super Club di SUL-SEL.


"Tak hanya itu, Tokoh pemuda dari SUL-SEL juga dengan tegas mengutuk dan menolak keberadaan THM w SUPER CLUB di wilayah kota daeng sebagai suara generasi muda & tua menyuarakan kekhawatirannya akan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh tempat-tempat hiburan tersebut.


Dalam pernyataannya, Pengacara Gideon Tengker itu menegaskan pentingnya memprioritaskan pembangunan yang mendukung nilai-nilai positif dan kesejahteraan masyarakat dikota MAKASSAR,daripada menghadirkan tempat hiburan yang berpotensi merusak moral anak-anak bangsa dan budaya lokal setempat.


Pernyataan keras ini menjadi sorotan di kalangan pemuda INDONESIA & BANGSA, yang semakin sadar akan pentingnya menjaga identitas dan integritas budaya mereka di tengah KOTA MAKASSAR.


*dhyan

Lebih baru Lebih lama