Kontestasi Politik Pada Pilkada Babel Masyarakat Harus Kritis

Opini, Sambar.id - Apakah  kesadaran masyarakat  dan bangsa ini bangkit setelah pasca  era reformasi  1988 yang mengusung tema demokrasi telah kebablasan.


Bangsa yang besar ini sejatinya telah melalui jalan panjang dan terjal untuk mendapatkan kemerdekaan lepas dari tirani imperialsme penjajah sejak berabad abad lamanya..


Kemerdekaan bangsa ini telah banyak mengorbankan darah,harta,dan nyawa .


Perjuangan para founder bangsa dibawah NKRI terkikis habis dengan reformasi yang digadang gadang akan memberikan perubahan yang lebih maju ternyata melumpuhkan bangsa ini kejurang kehancuran dan perpecahan.


Mulai banyaknya bermunculan partai partai politik ,menghasilkan otonomi daerah menyebabkan desentralisasi dan raja raja kecil didaerah.


Kelayakan pemekaran mulai dari beberapa propinsi dan kabupaten / kota menyebabkan dan menciptakan semakin banyak penguasa penguasa daerah yang sebagian menjadi raja yang tamak dan rakus.


Pemerataan pembangunan didaerah menjadi menu utama dan santapan para kepala daerah yang terkesan superior dalam mengelola anggaran daerah yang semakin besar dan menggerus APBN.


Kontestasi politik terjadi setiap 5 tahun merupakan kepentingan elite dan oligarkhi didaerah diseluruh wilayah NKRI.


Perebutan kekuasaan baik  dilegislatif dan kepala daerah pada pileg dan pilkada seperti hajatan yang mengerus keuangan negara.


Memang saat ini  indonesia terkenal  sangat demokratis baik dari jumlah konstestan partai politik pada pemilu dengan banyaknya partai politik ,dan masing masing partai mempunyai hak mutlak.dalam menetapkan bakal calon kepala daerah yang akan diusung.


Permainan elite sangat kentara pada pemilihan kepala daerah yang secara marginal selama menjabat mempunyai track record rapor merah.


Namun apa hendak dikata karena bakal calon yang berduit dan mendapatkan restu partai pengusung akan melenggang kuat maju kembali untuk merebut kekeuasaan dan menjadi donatur nantinya kepada partai pengusungnya.


Babel pada akhir 2024 ini akan kembali melaksankan pesta demokrasi terkait pilkada baik untuk gubernur dan bupati serta walikota.


Berbagai bakal calon mulai menunjukan taringnya mulai dari dukungan partai dan menyampaikan program - program kerja yang selama ini sebenarnya jalan.ditempat dan menimbulkan kasus hukum dengan rana tipikor dan defisit anggaran  dan inflasi yang berakibat buruk bagi propinsi bangka belitung yang terkenal.dengan kekayaan alamnya yang melimpah.


Bermunculan para fanatisme paslon dengan beraneka warna dan baju yang materialis , tanpa mendahulukan fakta dan realitas yang telah dilakukan para bakal calon kepala daerah yang sebagian besar adalah petahana saat menjabat pada era sebelumnya.


Saatnya masyarakat babel.menjadi.pemilih cerdas untuk 5 tahun kedepan ,agar biaya negara yang besar dan menentukan nasib kita kedepan tidak tertukar dengan janji janji politik dan recehan . (*)

Lebih baru Lebih lama