SAMBAR.ID, Jakarta - Aktivis Muda Nasional Muhammad Fithrat Irfan menyambangi kantor formappi ( Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia ) bertempat di matraman Jakarta Timur guna bertemu dengan Ketua Umum FORMAPPI, Lucius Karus membahas tentang kasus suap DPD RI yang melibatkan 95 anggota Senator DPD RI .
Irfan mengungkapkan pertemuannya tersebut selain dengan menjalin silaturahmi antar sesama aktivis ingin meminta pandangan kepada Lucius Karus selaku ketua formappi. Disini pihaknya mengamati dan memandang semua kerusakan di semua lini sektor Birokrasi .
"Terutama yang kita bahas ada dugaan kuat sekitar 95 orang senator DPD RI dari total 152 yang ada disana itu saling suap menyuap, sungguh prihatin dan memilukan. Bukti bobroknya SDM dan Moral dari 95 Senator DPD RI itu tidak bisa di tolerarir," ungkapnya, Jum'at (13/6/2025).
Menjadi Catatan alias preseden buruk dalam sejarah parlemen tentang jumlah yang menerima rasuah dalam pemilihan pimpinan Ketua DPD Ri dan Wakil Ketua MPR RI unsur DPD .
Yang lebih parahnya ada keterlibatan Instrument Negara yang mengawal prosesi "Money Politik" dalam konstestati pemilihan pimpinan DPD RI dan Wakil Ketua MPR RI unsur DPD itu menyentuh jutaan dollar baik dari Dollar Usd Amerika Serikat sampai dengan Dollar Sgd Singapore .
"Untuk Pemilihan Pimpinan Ketua dpd itu 5 Ribu Dollar USD Amerika Serikat . Sementara untuk pemilihan Wakil Ketua MPR RI unsur DPD itu ada 2 mata uang yakni pertama 8.000 dollar USD Amerika Serikat dan kedua itu 10.000 Dollar SGD Singapore," cetusnya lagi.
Sementara dalam putaran terakhir itu lebih pertarungan lebih sengit suara senator yang memiliki konstituen di putaran pertama itu di beli seharga 100.000 Dollar SGD Singapore untuk memenangkan pasangan lainnya Waket MPR RI di putaran terakhir tembus jutaan Dollar.
"Inilah Potret rusaknya Demokrasi yang ada di negara kita khususnya parlemen dalam praktik jual beli jabatan, "tambah Irfan .
Praktik Transaksional Secara Massif dan sistemik ini di pertontonkan di khalayak ramai di Gedung Paripurna Nusantara V Pada Saat itu mulai dari Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan ."Ini sangat merusak tatanan Demokrasi di Indonesia serta suara rakyat yang memilih mereka di daerah pemilihan senator masing masing," kesalnya.
Olehnya ia mengajak seluruh elemen Aktivis dan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) di seluruh Indonesia untuk peduli akan nasib negeri ini . "Siapa lagi yang akan berjuang kalau bukan kita semua," serunya!!.
Ditambah lagi dugaan Menteri Hukum (Menkum) Republik Indonesia yang diperkuat dengan rekaman saksi yang belum lama ikut terlibat Money Politik untuk memenangkan putranya menjadi di unsur DPD RI melalui bantuan staff kementrian hukum .
"Kalau dari pimpinan DPD RI itu ada instrumen negara dalam hal ini aparatur negara yang terlibat . Apa Rakyat Indonesia masih bisa percaya dengan Wakil Rakyat Seperti itu, "tutup Irfan. (Tim Redaksi).