Sambar.id, Semarang, Jateng – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali menggelar Central Java Investment Business Forum (CJIBF) pada Selasa, 29 Juli 2025.
Dalam forum bergengsi yang diselenggarakan di Hotel Bidakara Jakarta ini, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi secara langsung mempromosikan 15 proyek investasi strategis yang siap ditawarkan kepada para investor.
Proyek-proyek tersebut mencakup sektor energi baru terbarukan, pengelolaan sampah, pertanian, perikanan, industri pengolahan, pariwisata, hingga layanan kesehatan. Di antaranya adalah pembangunan PLTM Banjaran & Logawa (Kabupaten Banyumas), pengembangan PLTP Candi Umbul Telomoyo dan proyek geothermal Geo Dipa Energy, pengolahan sampah menjadi RDF (Kabupaten Grobogan), kawasan perikanan terpadu dan industri udang vaname (Kabupaten Cilacap), hingga pembangunan Rumah Sakit berbasis green hospital (Kabupaten Semarang).
Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, menjelaskan bahwa penyelenggaraan forum di Jakarta bertujuan untuk mendekatkan pemerintah daerah dengan para investor strategis. Tema CJIBF 2025 adalah “Investasi Inklusif dan Berkelanjutan dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Energi Terbarukan”.
“Kami jemput bola karena banyak investor yang berencana merelokasi bisnis ke Jawa Tengah. Momentum ini sejalan dengan agenda Presiden RI Prabowo Subianto, yang mendorong Jateng sebagai lumbung pangan dan kawasan hilirisasi pertanian nasional,” jelas Sakina.
Ia menambahkan, kehadiran langsung Gubernur Ahmad Luthfi menjadi penegas komitmen Pemprov Jateng dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kolaboratif.
“Gubernur selalu menekankan pentingnya kepala daerah hadir langsung mempromosikan daerahnya. Ini memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan mendapat kepastian dan dukungan penuh,” imbuhnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah menetapkan Peraturan Gubernur No. 36 Tahun 2023 tentang pemberian insentif penanaman modal. Regulasi ini mencakup keringanan pajak daerah, bantuan modal dan riset bagi UMKM, pelatihan vokasi, hingga fasilitas pembiayaan dengan bunga rendah.
Jawa Tengah saat ini didukung tujuh kawasan industri utama, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Batang Industrial Park, dan Kawasan Industri Wijayakusuma. Infrastruktur pendukung juga tersedia lengkap: jalur Tol Trans Jawa, enam bandara, 11 pelabuhan, dan 10 stasiun besar.
Dari sisi SDM, Jawa Tengah memiliki lebih dari 1.500 SMK dan 2.000 lembaga pelatihan kerja yang secara konsisten menghasilkan tenaga kerja terampil.
Hingga triwulan I tahun 2025, realisasi investasi di Jawa Tengah mencapai Rp21,85 triliun, atau 27,89% dari target tahunan sebesar Rp78,33 triliun. Investor asing (PMA) mendominasi dengan kontribusi Rp14,08 triliun, terbesar dari Tiongkok, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura, dan Belanda. Sementara itu, investor domestik (PMDN) mencatat Rp7,77 triliun.
Sektor industri tekstil masih menjadi primadona investasi, diikuti industri alas kaki, kulit, makanan, plastik, serta pengembangan kawasan industri dan perumahan.
Sepanjang periode tersebut, investasi yang masuk telah menyerap lebih dari 97.000 tenaga kerja dan mencatatkan 20.431 proyek baru.
(Jhon / Redaksi SAMBAR.ID)