Harga Beras di Sulteng Naik Walaupun Stok Melimpah, Bulog Tertutup ke Awak Media

 

CAPTION : Harga beras Bulog Merangkak Naik/F-Perum Bulog/Antara.News


SAMBAR.ID, Palu, Sulteng - Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Sulawesi Tengah terus merangkak naik meskipun stok di gudang Bulog dilaporkan melimpah. Kondisi ini memicu sorotan publik terhadap transparansi Perum Bulog Sulteng dan lemahnya pengawasan dari Dinas Perdagangan setempat.


Pantauan di Pasar Masomba Palu dan Pasar Inpres Manonda Palu, dan pasar tradisional Donggala, Sigi harga beras kini tembus Rp14.000 - Rp 15.000 per kilogram, naik signifikan dari harga bulan lalu yang berkisar Rp13.500. Kenaikan serupa pun juga terjadi di wilayah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) dan Morowali.


Namun ironisnya, Bulog Sulteng menyatakan bahwa stok beras di gudang masih aman hingga beberapa bulan ke depan. Kepala Bulog Sulteng, Elis Nurhayat terkesan menghindar dan enggan memberi keterangan rinci kepada media terkait distribusi dan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP).


Bahkan parahnya, tidak terbuka alias tranparansi soal data sebaran bantuan beras untuk intervensi harga di pasar.


“Pimpinan masih sibuk, belum bisa ditemui ujar staf Bulog Sulteng singkat, tanpa menjelaskan alasan lebih detail.


Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tengah, melalui Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri,Donny Iwan Setiawan, membenarkan jika beras mengalmi kenaikan di sejumlah pasar di Sulteng. 


Adanya kenaikan juga belum memberikan sikap tegas terkait lonjakan harga ini. Donny hanya menyebut pihaknya sedang "koordinasi lintas sektor", namun belum terlihat langkah konkret pengawasan harga maupun intervensi pasar secara aktif.


Ketertutupan Bulog dan minimnya pengawasan dari Dinas Perdagangan memicu kecurigaan bahwa distribusi beras tidak mengalir merata ke pedagang pasar rakyat. Hal ini diperparah oleh absennya penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di lapangan.


Pengamat ekonomi lokal dari Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Celebes, Ahmad HT, menyebut ada masalah serius dalam tata kelola pangan. 


“Bulog dan Dinas Perdagangan seharusnya proaktif menjelaskan ke publik. Ketika stok melimpah tapi harga melonjak, itu sinyal ada yang tidak beres dalam sistem distribusi atau ada permainan pasar,” katanya.


Ia mendorong audit distribusi beras SPHP di Sulteng dan meminta Ombudsman serta DPRD turun tangan mengusut dugaan kelalaian fungsi pengawasan pangan di daerah.


Lonjakan harga beras di tengah stok yang memadai menambah beban ekonomi masyarakat. Kondisi ini menjadi ujian serius bagi komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok dan mengawal hak publik atas pangan yang terjangkau.***

Lebih baru Lebih lama