Lomba Layang-Layang Semarakan HUT TNI Ke-80, Suhana Toyib : Layangan Mengandung Filosofi Dan Seni Peninggalan Leluhur


Puluhan pencinta layang-layang dari wilayah Purwasuka berkumpul di lapang bola Kertajaya untuk berlomba layang-layang.


Sambar.id,SUBANG, JABAR - Dalam rangka menyambut HUT TNI ke-80 Pelangi Subang bersama Pemdes Kertajaya, Kecamatan Tambakdahan, menggelar lomba layangan.


Kegiatan yang digelar di lapang Bola Desa Kertajaya selama dua hari Sabtu dan Minggu (04-05/10) ini diikuti oleh 94 peserta dari berbagi kalangan khususnya pencinta layang-layang yang berada diwilayah Purwakarta, Subang dan Karawang (Purwasuka).

Kepala Desa Kertajaya Suhana Toyib, menyampaikan, layangan adalah suatu kegiatan seni peninggalan leluhur kita. Ini yang tidak pernah kita gali, bahwa layangan sebenarnya olahraga fisik, kemudian mendekatkan kita kepada alam supaya kita kena sinar matahari dan insya Allah kita sehat," tutur Suhana Toyib.

"Ada lagi di dalamnya yang belum pernah kita kaji, bahwa lomba layangan adu sebenarnya olahraga otak yang instan, yang menguji semua syaraf-syaraf kita harus tepat,  kalau tidak bakal kalah kita. Jadi bagaimana  membuat strategi supaya kita main dengan baik dan bisa mengalahkan orang. Sebenarnya ini adalah salah satu ilmu strategi perang," katanya.

Lebih lanjut Kades yang sudah dua periode menjabat ini menjelaskan arti filosofi layang layang sendiri yakni mengajarkan kita tentang kegagalan. Walaupun kita sangat ahli sekalipun, akan selalu saja ada hal yang membuat kita gagal dalam hidup.

"Ini sama halnya dengan layang-layang. Tak peduli sesiap apapun kita untuk menerbangkannya, adakalanya cuaca dan kondisi angin tak memungkinkan.



"Ini merupakan jadi pesan kepada para generasi muda jangan pernah patah semangat, gigihlah dalam segala hal," tegasnya.

Sementara itu Ketua Panitia lomba layang-layang Hassanaal mengatakan, Indonesia memiliki banyak ragam permainan tradisional yang perlu ditunjukkan dan dipertontonkan untuk mempertegas identitas dan asal dari permainan tersebut.

Permainan tradisional memiliki filosofinya sendiri, sehingga edukasi dan pembelajaran di balik makna permainan tersebut bisa dijadikan tolok ukur dalam mendidik generasi muda kita, yang saat ini kecanduan gadget.

"Hari ini dan kemaren kita bersama Pemdes Kertajaya membuat festifal layangan sebagai salah satu permainan tradisional, semoga dihari-hari berikutnya permainan tradisional lainnya bisa dimunculkan lebih semarak," tuturnya.

Hassanaal berharap semoga perlombaan ini dapat mempelopori kreatifitas masyarakat dalam olahraga tradisional, dan memberikan hiburan bagi seluruh masyarakat Kertajaya dan warga Subang pada umumnya," harapnya. (*)
Lebih baru Lebih lama