Sambar.id, Sinjai - Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Irsyad Tangkalae, Kabupaten Sinjai, kembali menoreh langkah inspiratif di tengah tantangan pendidikan masa kini. Melalui program inovatif bertajuk SIGAP Madrasah (Sistem Integrasi Gerakan Pangan Mandiri Madrasah), lembaga pendidikan ini menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi berkarakter, produktif, dan berdaya guna bagi lingkungan sekitar.
Program SIGAP Madrasah resmi dimulai dengan kegiatan penanaman daun bawang dan sawi hijau oleh para guru bersama peserta didik di area madrasah. Kegiatan ini tidak sekadar menanam, tetapi juga menanamkan nilai—tentang kemandirian, kerja sama, dan tanggung jawab sosial-ekologis.
Kepala MI Al-Irsyad Tangkalae, Ansar M., menegaskan bahwa program SIGAP merupakan model pendidikan kontekstual yang menyentuh langsung kehidupan siswa.
“Kami ingin anak-anak belajar bukan hanya di balik meja, tapi lewat pengalaman nyata. Melalui SIGAP Madrasah, mereka diajarkan untuk bekerja sama, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, inisiatif ini selaras dengan semangat kemandirian pangan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menegaskan bahwa kemandirian pangan adalah kemampuan negara dan bangsa untuk memproduksi pangan yang beragam dari sumber daya dalam negeri secara berkelanjutan.
Selain itu, langkah MI Al-Irsyad Tangkalae juga sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), khususnya Pasal 3 yang menegaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.
Penerapan pendidikan berbasis lingkungan seperti ini juga sejalan dengan prinsip Pendidikan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development) yang ditekankan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.52/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Satuan Pendidikan.
Program ini turut melibatkan dukungan masyarakat sekitar, dari penyediaan lahan hingga pembibitan tanaman. Kehadiran SIGAP Madrasah bukan hanya memperindah lingkungan sekolah, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa pendidikan sejati adalah yang menghidupkan nilai, membangun kemandirian, dan menumbuhkan kepedulian sosial-ekologis.
MI Al-Irsyad Tangkalae kini menjadi contoh kecil dari gerakan besar: membangun madrasah bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat menanam masa depan. (Akmal)