Sambar.id, Ketapang, Kalbar - Warga Desa Teluk Bayur merasa kecewa dan geram atas tindakan yang diduga dilakukan oleh pihak PT. Prakarsa Tani Sejati (PTS) yang kembali melakukan penyerangan panen di luar area Hak Guna Usaha (HGU) milik perusahaan.
Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi selama dua hari berturut-turut, pada Senin dan Selasa (27–28 Oktober 2025), ketika pihak perusahaan menurunkan sejumlah karyawan dari divisi lain beserta petugas keamanan (security) untuk melakukan kegiatan panen di area yang masih dipersengketakan dengan masyarakat.
Menurut keterangan Andi Kusmiran, salah satu perwakilan warga Teluk Bayur, tindakan perusahaan ini menunjukkan tidak adanya itikad baik dari pihak PT. PTS untuk menyelesaikan permasalahan lahan secara damai dan berkeadilan.
"Kami warga Desa Teluk Bayur sangat kecewa. Sudah dua hari ini PT. PTS menyerang panen di luar HGU. Mereka menurunkan karyawan dari divisi lain dan security untuk memanen di lahan yang bukan hak mereka,” ungkap Andi Kusmiran, Selasa (28/10).
Warga menilai tindakan tersebut semakin memprovokasi situasi di lapangan, yang sebelumnya telah menegang sejak 14 September 2025. Hingga kini, konflik antara warga dan perusahaan terus berlanjut tanpa penyelesaian yang jelas.
“Sejak pertengahan September sampai sekarang, bukannya menenangkan keadaan, justru PT. PTS semakin memancing tindakan anarkis dengan menekan masyarakat,” tambah Andi.
Masyarakat Desa Teluk Bayur berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera turun tangan untuk menengahi dan menghentikan tindakan sepihak dari pihak perusahaan, agar situasi tidak semakin memanas dan berujung pada bentrokan di lapangan.







.jpg)