Mahasiswa Dorong Petani Jayawijaya Ubah Limbah Jerami Jadi Pupuk Organik Ramah Lingkungan

Jayawijaya, Papua Pegunungan — Limbah jerami padi yang selama ini dianggap tak bernilai kini mulai menemukan makna baru di tangan para mahasiswa. 


Melalui kegiatan pengabdian masyarakat di Kampung Wara, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, para mahasiswa bersama petani lokal menginisiasi inovasi pengolahan jerami menjadi pupuk organik berbasis teknologi biodekomposer.


Selama ini, sebagian besar petani di Jayawijaya memilih membakar jerami sisa panen di lahan terbuka—praktik yang bukan hanya membuang potensi bahan organik bernilai tinggi, tetapi juga merusak kesuburan tanah dan mencemari udara.

Kurangnya akses terhadap teknologi ramah lingkungan dan minimnya pendampingan berkelanjutan memperparah kondisi tersebut.


Melihat kenyataan itu, tim pengabdian hadir memperkenalkan teknologi biodekomposer sebagai solusi sederhana namun berdampak nyata. 


Melalui pelatihan dan pendampingan intensif, para petani diajarkan mengubah limbah jerami menjadi pupuk organik yang kaya unsur hara. 


Pupuk ini tak hanya memperbaiki struktur tanah, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.


Program ini melibatkan kelompok tani, ibu-ibu PKK, hingga generasi muda Kampung Wara. Para mahasiswa berperan aktif dalam edukasi, fasilitasi, serta dokumentasi kegiatan, sehingga mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi.


Lebih dari sekadar proyek lokal, kegiatan ini turut mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain:

  • Tanpa Kelaparan (SDG 2),
  • Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12),
  • Penanganan Perubahan Iklim (SDG 13), dan
  • Ekosistem Daratan (SDG 15).

Langkah ini juga sejalan dengan semangat Asta Cita, khususnya dalam pembangunan desa, pelestarian lingkungan, dan penguatan ekonomi kerakyatan.


Dengan semangat kolaborasi antara akademisi dan masyarakat, jerami yang dulu dianggap limbah kini menjadi simbol kemandirian, inovasi, dan harapan baru bagi pertanian berkelanjutan di tanah Papua.

(Ar)
Lebih baru Lebih lama