Rute Kirab dan Tahapan Adat Pemakaman Pakubuwana XIII: Dari Keraton Surakarta Menuju Astana Imogiri

SAMBAR.ID, Surakarta, JATENG - Ribuan masyarakat tumpah ruah di sepanjang jalan Solo untuk menyaksikan prosesi kirab jenazah Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sri Susuhunan Pakubuwana XIII (PB XIII). Prosesi agung yang penuh dengan tahapan adat keraton ini dimulai pagi hari ini, Rabu (5/11/2025), sebelum jenazah diberangkatkan menuju tempat peristirahatan terakhir di Astana Raja-Raja Imogiri, Bantul, DIY.


Rute Kirab Bersejarah di Kota Solo


Rute kirab jenazah PB XIII di dalam kota Surakarta mengalami penyesuaian dari rencana awal. Kirab agung ini menggunakan kereta jenazah yang ditarik oleh kuda-kuda khusus, menyusuri jalanan utama Solo dengan kawalan prajurit dan keluarga keraton.


Jalur Kirab Kereta Jenazah:


• Titik Awal: Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dimulai dari kawasan Magangan.


• Melalui: Alun-Alun Kidul, kemudian keluar melalui Gapura Gading.


• Lanjutan: Jalan Veteran $\rightarrow$ Simpang Gemblegan $\rightarrow$ Jalan Yos Sudarso $\rightarrow$ Simpang Nonongan (Jalan Slamet Riyadi).


• Transit Akhir Kirab: Loji Gandrung (Rumah Dinas Wali Kota Solo).


Di sepanjang rute kirab, masyarakat dihibur dengan tabuhan gamelan yang memainkan gending sakral Bedhaya Ketawang, menjadi bagian dari ritus penghormatan agung untuk Sang Raja. Kereta jenazah yang membawa peti ditarik oleh sekitar delapan ekor kuda, sebuah simbol kebesaran dan kedudukan tertinggi raja.

Foto: Suasana kirab jenazah Pakubuwana XIII saat melintasi gerbang Keraton Surakarta dan di tengah kerumunan masyarakat, dengan kereta yang ditarik kuda membawa potret mendiang Raja.


Perjalanan Menuju Imogiri


Setibanya di Loji Gandrung, prosesi kirab berakhir. Jenazah Sri Susuhunan PB XIII dipindahkan dari kereta jenazah kerajaan ke mobil ambulans/jenazah untuk melanjutkan perjalanan darat menuju Makam Raja-Raja Imogiri di Bantul, DIY.


Rute Utama Ambulans (via Jalan Nasional - Non-Tol):


Loji Gandrung $\rightarrow$ Prambanan $\rightarrow$ Sp Proliman $\rightarrow$ Sp Raden Ronggo $\rightarrow$ Sp Angkasa $\rightarrow$ Sp Maguwoharjo $\rightarrow$ Sp Janti $\rightarrow$ Sp Blok O $\rightarrow$ Sp Ketandan $\rightarrow$ Sp Karangturi $\rightarrow$ Sp Gondowulung $\rightarrow$ Sp 4 Grojokan $\rightarrow$ Sp 3 Ngoto $\rightarrow$ Sp 3 Sugito $\rightarrow$ Sp Jejeran $\rightarrow$ Pasar Imogiri $\rightarrow$ Patung Kuda $\rightarrow$ Pasar Imogiri Lama $\rightarrow$ Sp 3 Pundung $\rightarrow$ Terminal Jimatan $\rightarrow$ Makam Imogiri.


Tahapan Adat Sakral Keraton


Rangkaian prosesi pemakaman diawali dengan tahapan adat yang sarat makna:


• Pemandian Jenazah: Dilakukan di Masjid Dalam Pujasumo, sebuah tempat yang memiliki nilai sakral tinggi dalam tradisi Keraton Surakarta.


• Persemayaman dan Penghormatan: Jenazah disemayamkan di bangsal khusus di dalam kompleks keraton, memberikan kesempatan bagi keluarga dan abdi dalem untuk memberikan penghormatan terakhir.


• Tradisi 'Brobosan': Tahapan sakral di mana anggota keluarga kerajaan berjalan di bawah keranda jenazah. Ini merupakan simbol penghormatan akhir yang mendalam sebelum jenazah diberangkatkan.


Prosesi pemberangkatan kirab diperkirakan dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dari Keraton menuju Loji Gandrung.


Rekayasa Lalu Lintas dan Imbauan Masyarakat


Pemerintah kota dan aparat kepolisian telah menerapkan rekayasa lalu-lintas khusus dan penutupan jalan secara situasional di sepanjang rute kirab demi kelancaran dan kekhidmatan prosesi.


Masyarakat diimbau untuk:


• Memilih lokasi menyaksikan yang sudah ditetapkan.


• Mengikuti arahan petugas yang berjaga di lapangan.


• Menjaga ketertiban agar prosesi dapat berlangsung dengan khidmat dan aman.


Setelah tiba di Imogiri, jenazah akan dibawa ke kompleks makam dan dilakukan penghormatan akhir serta pemakaman sesuai dengan tata cara adat Keraton Surakarta.


(Jhon)

@Sambar.id/A.Rifai/Red

Lebih baru Lebih lama