Dari Luka Hukum Hingga Meja Redaksi!, Wartawan Lahir karena Polisi?


Sambar.id, Makassar, Makassar -
- Kisah hidup Dzoel SB membuka tabir kelam tentang bagaimana oknum aparat penegak hukum dapat merusak marwah institusi yang seharusnya melindungi rakyat. 

Sejak kriminalisasi tahun 2011 hingga laporan penipuan tiket 2024 yang mandek, pola yang muncul tetap sama: ketika oknum bertindak semaunya, keadilan menjadi korban.

Ironisnya, Dzoel bukanlah pembenci Polri. Ia justru dibina oleh banyak perwira Polri yang profesional. Luka itu datang bukan dari institusi, tetapi dari oknum yang menodai seragamnya sendiri.

Dari Perjalanan hidup Dzoel SB adalah kisah tentang ketidakadilan, keberanian, dan kegigihan. Semua peristiwa membentuk karakter, dedikasi, dan profesionalismenya sebagai wartawan. Namun, beberapa pengalaman itu hingga kini belum menemukan kepastian hukum.


2011: Dari Penganiayaan hingga Pengeroyokan


Segalanya bermula pada 7 Februari 2011, ketika dua kerabat yang diduga mabuk ballo melempari rumah keluarga hingga jendela pecah. Laporan dibuat ke Polsek Sinjai Selatan, namun penanganannya lambat. Satu pelaku ditangkap, satu lainnya melarikan diri.

Baca Juga: Sidang Lanjutan Kasus Korupsi PT. Timah, Wartawan Sambar id Kembali Jadi Saksi di PN Jakarta Pusat

Dzoel, khawatir konflik antar-kerabat memuncak — adat Bugis kerap memicu balas dendam — memutuskan mencari pelaku kedua. Setelah berkoordinasi dengan Polsek Sinjai Borong tanpa hasil, ia bersama kerabat menangkap pelaku. Ironisnya, seorang oknum polisi justru memukul pelaku di pinggir jalan sebelum dibawa ke Polsek.


Beberapa hari kemudian, Dzoel dijerat hukum dan disangkakan:

  • Pasal 351 KUHP (Penganiayaan)
  • Pasal 170 KUHP jo Pasal 55 KUHP (Pengeroyokan & Penyertaan)

Padahal saksi (korban) menyatakan ia tidak memukul, bahkan mencegah kerabatnya melakukan kekerasan. 


Yang paling menyakitkan, hingga kini ia tidak pernah mengetahui isi BAP (Berita Acara Pemeriksaan) yang ditandatangani secara paksa pada 13 Februari 2011. Akhirnya, ia divonis 4 bulan 15 hari penjara.


 “Kalau sudah ditahan, meski benar, kita seolah dipaksa bersalah,” kenangnya.


Dari Jeruji Lapas, Lahir Tekad Menjadi Wartawan


Di Rutan Sinjai, hari demi hari menjadi masa introspeksi. Setelah bebas pada Juni 2011, pamannya, seorang aktivis, memberi nasihat:


 “Kalau mau membalas, jangan pakai tangan. Masuklah LSM atau jadi wartawan. Balas dengan membuka tabir kebenaran, bukan dendam fisik.”

Baca Juga: Sidang Lanjutan Kasus Korupsi PT. Timah, Wartawan Sambar id Kembali Jadi Saksi di PN Jakarta Pusat 

Sejak saat itu, Dzoel menekuni advokasi dan jurnalistik kritis. Ia melihat banyak masyarakat menjadi korban ketidakadilan, termasuk penyalahgunaan kekuasaan oknum aparat. Keputusan menjadi wartawan bukan karena dendam, tetapi untuk mengungkap tabir penegak hukum kepada publik.


Pembinaan Profesional oleh TNI dan Polri


Perjalanan jurnalistik Dzoel semakin matang melalui pendidikan profesional dari aparat. Ia mengungkap:


 “Saya mulai dididik sejak 2016 oleh anggota TNI di Sinjai, yakni Kolonel Maskun Nafik, Kolonel Oo Sahrojat, dan Kolonel Rio Purwantoro. Dari Polri, pembinaan saya dimulai sejak 2019 oleh Kabid Humas Polda Sulsel. Terkhusus kepada Brigjen Endra Zulfan, tanpa beliau, Sambar.id tidak akan ada dan berkembang hingga kini. Arahan, dukungan, dan bimbingannya sangat menentukan perjalanan media ini hingga menjadi kredibel dan profesional.”

Baca Juga: Sinjai Bersatu? Krisis Multisektoral "Butta Panrita Kitta" di Kampung Halaman Kadiv Propam dan Auditor Itwasum Polri

Tak sampai di situ. Poengky Indarti, SH., LL.M.—yang menjabat sebagai Komisioner Kompolnas periode 2016–2024—juga kerap memberikan pembekalan dan pemahaman mendalam terkait akuntabilitas Polri.


“Beliau banyak mengajarkan tentang akuntabilitas Polri, standar pelayanan, dan mekanisme pengawasan eksternal,” ujarnya.


Dengan pengalaman ini, Dzoel mampu membangun meja redaksi sendiri dan pada 2022 mendirikan media Sambar.id (Seputar Mengabarkan Indonesia) bersama anggota Polri. Media ini memiliki motto:


 “Sikap Tegas Bijak Bertindak.”


Hasil dari pendidikan, pengalaman, dan kerja kerasnya, kini media yang dibangun bersama aparat profesional ini telah pecah bintang, simbol prestasi dan kredibilitas.


Peran Sambar.id dalam Kasus Strategis


Sambar.id tidak hanya menjadi media biasa, tetapi juga mengangkat kasus-kasus strategis yang berdampak nasional. diantaranya:


Kasus PT Timah: Wartawan Sambar.id menjadi salah satu saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menegaskan kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap media ini.

Baca Juga: Melawan Mindset Transaksional, Berdiri di Atas Nurani

Pembebasan lahan Bandara Sam Ratulangi, Manado: Laporan investigatif Sambar.id menjadi rujukan publik dan pihak terkait dalam proses transparansi.


Berbagai kasus lain: Media ini konsisten mengangkat isu hukum, lingkungan, dan sosial yang sering kali terselubung, menjadi suara masyarakat yang terpinggirkan.


 “Media kami hadir untuk membuka tabir, mengungkap fakta, dan memberikan ruang bagi kebenaran, bukan hanya berita biasa,” kata Dzoel.


2024: Harapan Terbang ke Jakarta Pupus karena Tiket Palsu


Kisah pahit kembali hadir pada 30 Oktober 2024, saat Dzoel hendak terbang ke Jakarta menggunakan Lion Air JT873 dari Makassar 06.15 WITA – CGK 07.03 WITA. Tiket yang dibeli online melalui Oke Tour Travel ternyata palsu.


 “Saya minta pihak maskapai memberikan himbauan agar calon penumpang berhati-hati. Kejadian ini sangat merugikan,” ujarnya.


Kasus ini bermula dari iklan promo di Facebook: “PROMO TIKET PESAWAT DISKON HINGGA 40%”, kode booking CUJSLS.

Baca Juga: Diduga Maskapai Lion Air Sarang Pembuat Tiket Palsu?

Setelah pembayaran, korban menerima kode booking, namun saat check-in, pihak maskapai memastikan tiket tidak terdaftar. 


Dzoel segera melapor ke Polrestabes Makassar, namun hingga kini laporan belum mendapat kepastian hukum, menambah kekecewaan publik terhadap perlindungan hukum bagi masyarakat.


 “Saya sudah melapor supaya kejadian ini tidak terulang, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Ini menunjukkan masyarakat masih sangat rentan menjadi korban penipuan tanpa perlindungan hukum tegas,” tegas Dzoel.


Lambannya penanganan sejumlah laporan polisi


Seiring berjalannya waktu, semakin banyak cerita yang mencuat. Salah satu yang paling mengejutkan disampaikan oleh Dzoel SB, yang menyoroti lambannya penanganan sejumlah laporan polisi. Ia mencontohkan dua kasus yang hingga kini tak kunjung mendapatkan kepastian hukum, meski telah berjalan lebih dari dua tahun.

Baca Juga: Efek Penyidik Kasus Polisi Lapor Polisi "Amnensia" Mandek 20 Bulan di Mapolres Takalar

Laporan Aiptu AM: LP/B/164/VI/2023/SPKT/Polres Takalar Polda Sulawesi Selatan tanggal 26 Mei 2023, serta Laporan SW Nomor: STTLP/B/264/III/2023/SPKT/POLDASULSEL tanggal 23 Maret 2023, masih menggantung. Ironisnya, pihak yang dilaporkan dikenal luas sebagai seorang rentenir.


“Anggota Polri saja dan ibu Bhayangkari melapor, tapi laporannya digantung. Apalagi saya sebagai masyarakat awam—jelas lebih mudah dibego-begoin, dikelabui dengan pasal-pasal, karena kami bukan orang kaya, bukan keluarga pejabat, dan sebagainya,” ujar Dzoel.


Beban Moral dan Profesionalisme


Dzoel SB menekankan bahwa di balik keterbatasa hingga kesuksesan Sambar.id membuka tabir kejahatan para koruptor kelas kakap, terdapat tantangan besar dan beban moral.


“Kami merasa memiliki tanggung jawab besar. Kami tidak ingin dicap sebagai produk gagal atau melakukan sesuatu tanpa profesionalisme. Bagi kami, bekerja dengan setengah hati atau motif tertentu adalah sama dengan gagal. Oleh karena itu, kami selalu berusaha bertindak sesuai nurani, meskipun terkadang harus menggunakan perasaan. Menariknya, banyak pihak yang kami bantu justru lebih sering mengandalkan akal daripada hati, dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” ungkap Dzoel.


Beban moral ini menjadi energi bagi Sambar.id untuk terus menjaga kredibilitas, ketegasan, dan integritas jurnalistik, serta memperjuangkan kebenaran tanpa kompromi, meski penuh rintangan dan godaan.


Pesan Moral dan Semangat Perjuangan


Dari ketidakadilan 2011 hingga penipuan tiket 2024, melalui proses pembinaan TNI dan Polri, Dzoel SB terus belajar dan berjuang. Ia menjadikan pengalaman pahit sebagai motivasi untuk menulis, mengungkap kebenaran, dan memperjuangkan keadilan.


 “Saya jadi wartawan karena polisi, karena ketidakadilan membuat saya belajar bahwa kebenaran harus diperjuangkan. Luka dan kekecewaan saya ubah menjadi suara perlawanan,” ujarnya.


Kini, melalui Sambar.id, Dzoel terus membuka tabir, menyebarkan informasi kredibel, dan menjadi contoh nyata bahwa luka hidup dan bimbingan profesional bisa menjadi energi untuk perubahan, meski penuh rintangan, tipu daya, dan ketidakpastian hukum.


Semangat Baru dari Instruksi Presiden Prabowo


Semangat Dzoel semakin berkobar setelah Presiden Prabowo memberi instruksi tegas kepada rakyat untuk melaporkan setiap penyelewengan pejabat. Pada peringatan Hari Lahir Pancasila 2025, Presiden menegaskan:


“Ragu-ragu melihat pejabat melanggar? Laporkan sekarang. Kita punya teknologi. Rekam, siarkan. Jangan biarkan penyelewengan.”


Presiden juga memberikan peringatan keras kepada pejabat: "Negara akan bertindak dan menyingkirkan pihak yang tidak setia. Semua penyelewengan dan kebocoran harus berhenti.”


Instruksi itu menjadi dorongan moral bagi Dzoel dan Sambar.id untuk terus mengawasi, mengungkap, dan menyuarakan kepentingan publik.


Luka yang Menjadi Energi Perubahan


Dari ketidakadilan 2011 hingga penipuan 2024, dari pembinaan TNI–Polri hingga penguatan moral dari panggilan presiden, Dzoel SB menjadikan semuanya sebagai energi perjuangan.


“Saya jadi wartawan karena polisi. Ketidakadilan membuat saya belajar bahwa kebenaran harus diperjuangkan. Luka saya berubah menjadi suara perlawanan.”


Melalui Sambar.id, ia terus membuka tabir, menyebarkan informasi kredibel, dan membuktikan bahwa luka hidup dapat melahirkan kekuatan besar untuk perubahan. (*)

Lebih baru Lebih lama