ROHIL- Sambar.id Sejumlah masyarakat Nelayan Kepenghuluan Bagan Punak Pesisir (Pesisir) Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Beramai-ramai Mendatangi Rumah Dinas Bupati Rokan Hilir "Afrizal Sintong SIP.Msi Menyampaikan Keluh Kesah Terkait Adanya Aktivitas Kapal Tank (Selome) Yang Bebas Beraktivitas Menjarah Hasil laut " Wilayah Rokan Hilir. Senin (17/06/2024) Malam di Bagan Siapi-api.
Dalam pantauan media, kedatangan para nelayan tersebut "langsung direspon baik oleh Bupati Afrizal Sintong SIP.Msi sembari diajak mengopi bareng sambil mendengar keluhan para nelayan.
"Pada pertemuan itu, Bupati turut merespon dan serius mendengarkan pengakuan salah satu nelayan yang menyampaikan" ada kapal tank atau yang disebut slome hampir satu bulan ini telah beroperasi mengeruk hasil laut sehingga membuat hasil tangkapan kami para nelayan tradisional drastis berkurang.
"Mereka memiliki armada yang sangat besar dilengkapi mesin yang canggih sehingga membuat hasil laut jadi drastis berkurang," ungkap Nelayan dihadapan bupati Afrizal Sintong.
Para nelayan juga mengakui saat ini tidak saja kerang yang jadi penghasil utama saat melaut namun"keledek laut pun juga ikut diambil lantaran telah laku dijual dengan harga yang cukup tinggi yakni berkisar Rp. 1200-1300 rupiah/Kg.
Di hadapan Bupati,para nelayan mengatakan hasil keledek dan kerang tersebut mampu memberikan penghasilan tambahan untuk menafkahi anak dan istri, namun " jika kapal tank yang memiliki ukuran yang sangat besar dibiarkan bebas beroperasi menjarah hasil laut yang masuk zona wilayah kabupaten rokan hilir ini," dikhawatirkan akan berimbas langsung dengan mata pencaharian nelayan yang semakin hari semakin berkurang.
"Kami tidak mencari kaya Pak Bupati, kami hanya mencari makan untuk menafkahi anak dan istri kami dan kami "sengaja menemui Bapak pada malam ini karena bapak tempat kami untuk mengadu agar aktivitas kapal tank tersebut kedepannya dapat dicegah dan tidak masuk lagi untuk beroperasi lagi, hanya itu Pak yang kami keluhankan," Kata seorang nelayan seraya bermohon.
Bahkan salah satu dari mereka mengakui bahwa hasil keledek laut telah menyelamatkan anak anak dan istri ketika lebaran Idul Fitri serta mampu membayar zakat fitrah pada bulan Ramadhan lalu .
"Alhamdulillah Pak, kalo tidak kerna hasil keledek laut, lebaran dulu anak dan istri kami sudah pasti tidak dapat beli baju baru, dan juga membayar zakat fitrah, jadi kami meminta kepada Bapak agar bertindak" aktivitas tank tersebut dapat di hentikan," harap para nelayan.
Mendengar hal tersebut, sontak Bupati Rohil Afrizal Sintong SIP.Msi menyatakan insyaallah mudah mudahan kedepannya tidak ada lagi aktivitas kapal tank lagi yang dibenarkan bebas beroperasi.
Bupati ikut menyampaikan bahwa wewenang Pemerintah Daerah dalam pengawasan laut saat ini terbatas lantaran hal itu telah di ambil alih oleh Pemerintah Provinsi Riau.
Kendati demikian, Bupati menyampaikan akan memanggil pihak Polair bersama pihak terkait untuk merespon keluhkan para nelayan yang resah dengan keberadaan kapal tank yang telah lama beroperasi tersebut.
"Kami akan panggil nanti Kasatpol Airud dan pihak terkait, sehingga apa yang jadi keluh kesah nelayan kita akan segera kita bahas dan ambil langkah tegas agar hal itu tidak terulang lagi," Kata Afrizal Sintong.
Sebagai bentuk kepeduliannya, Bupati Afrizal Sintong SIP.Msi menyampaikan apa yang dikeluhkan oleh para nelayan adalah sebagai tanggungjawab seorang pemimpin untuk menyikapinya dan merespon dengan cepat dalam mengambil langkah yang tegas demi kepentingan masyarakat banyak.
"Saya udah sampaikan hal ini kepada pihak pihak terkait, dan hal ini sudah saya tegaskan tidak boleh lagi terulang, kasihan pada masyarakat kita nelayan lni," Pungkas Afrizal.
Mendengar hal itu, para nelayan akhirnya tanpak merasa puas dan wajah berseri, tidak berselang lama sejumlah nelayan meminta izin kepada Bupati pamit pulang kerumah masing masing, namun sebelum pulang masyarakat nelayan meminta mengabadikan momen tersebut melalui photo bareng dengan Bupati.(Rilis)
laporan: Legiman