Sambar.id, Sumenep – Kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana yang menyeret nama Kepala Desa Batang-Batang Daya, Siti Naisyah, terus bergulir. Kuasa hukum korban, Ach. Supyadi, SH., MH, mendesak aparat penegak hukum segera memanggil dan memeriksa oknum Kades yang diduga menerima uang sebesar Rp38 juta dari warga dengan janji pengurusan rehabilitasi kasus narkoba.
“Kami sudah laporkan secara resmi ke Polres Sumenep. Sekarang saatnya penyidik bertindak. Jangan tunggu gaduh dulu baru bergerak. Ini menyangkut hak rakyat kecil yang dipermainkan oleh pejabat,” ungkap Supyadi saat ditemui usai konferensi pers, Senin (25/6/2025).
Menurut Supyadi, laporan sudah teregister dan dilengkapi dengan bukti-bukti. Ia memastikan tidak akan berhenti sampai ada kejelasan hukum.
“Kami tidak main-main. Ini bukan delik perdata, ini pidana murni. Uang diberikan karena bujuk rayu oknum pejabat desa yang menjanjikan sesuatu secara melawan hukum. Jika tidak ada itikad baik mengembalikan uang, maka proses pidana harus dilanjutkan hingga tuntas,” tegasnya.
Kasus ini bermula dari keinginan Ibu Masriyah untuk menyelamatkan putranya dari ancaman hukuman akibat kasus narkoba. Dengan dalih bisa “mengurus” rehabilitasi, Kades Siti Naisyah disebut meminta uang sebesar Rp40 juta. Namun setelah dana diserahkan dalam dua tahap, tak ada hasil. Anak Ibu Masriyah tetap diproses hukum dan dituntut enam tahun penjara.
Kuasa hukum juga menyesalkan diamnya institusi desa terkait dugaan keterlibatan perangkat mereka. “Seharusnya ada sikap tegas dari pemerintah desa atau kecamatan. Jangan diam seolah tidak tahu. Ini soal etika dan integritas,” imbuhnya.
Masyarakat di Kecamatan Batang-Batang mulai mempertanyakan kredibilitas kepala desa mereka. Beberapa tokoh masyarakat mengaku kecewa jika benar kepala desanya terlibat praktik penipuan.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Kades Siti Naisyah maupun perwakilan pemerintah desa Batang-Batang Daya. (vans)
.jpg)