SAMBAR.ID, Palu, Sulteng - Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol. Dr. Marthinus Hukom, S.I.K , M.Si meresmikan dua fasilitas strategis penanganan narkotika di Sulawesi Tengah: yakni diantaranya Kantor BNNP di Palu dan Gedung Rehabilitasi Narkoba di Kabupaten Morowali.
Peresmian ini menandai langkah nyata BNN Pusat dalam memperkuat infrastruktur perang melawan narkoba di wilayah yang rawan peredaran gelap.
Agenda itu juga dihadiri oleh Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol. Dr. Agus Nugroho, Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Deni Gunawan, serta unsur Forkopimda lainnya, sebagai bentuk sinergi nasional dan daerah, bertempat di Jalan Soekarno-Hatta di Palu, Selasa, (22/7/2025).
Melalui sambutannya, Komjen Marthinus menegaskan bahwa perang melawan narkoba tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus melalui pendekatan komprehensif, mulai dari pencegahan, rehabilitasi, hingga pemberantasan jaringan internasional.
"Gedung BNNP di Palu akan menjadi pusat kendali operasional pemberantasan. Sementara pusat rehabilitasi di Morowali menjadi tempat pemulihan bagi saudara-saudara kita yang ingin keluar dari jerat narkoba,” ujar Komjen Marthinus.
Beliau juga menegaskan bahwa rehabilitasi bagi pengguna narkoba yang melapor secara sukarela tidak dipungut biaya, sesuai mandat undang-undang dan pendekatan kemanusiaan yang dianut BNN.
"Negara hadir bukan hanya untuk menangkap, tapi juga menyelamatkan. Rehabilitasi itu hak, dan gratis,” tegasnya.
Sementara itu Kapolda Sulteng, Irjen Agus Nugroho, menyampaikan bahwa peresmian ini adalah bentuk kolaborasi konkret antarlembaga. Ia menyebut peningkatan pengungkapan kasus narkotika di semester pertama 2025 mencapai 46 kilogram, menunjukkan keseriusan aparat.
“Dengan infrastruktur ini, kami berharap penanganan kasus narkoba bisa lebih efektif, menyentuh akar masalah, dan memulihkan para korban,” kata Irjen Agus.
Gubernur Sulteng juga menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor dalam menyikapi pergeseran pola peredaran narkotika, terutama yang masuk melalui jalur laut dari kawasan perbatasan utara Indonesia.
Pemerintah daerah juga akan mengintegrasikan program-program pencegahan berbasis masyarakat, seperti penyuluhan di sekolah, masjid, dan komunitas lokal.
Gedung BNNP yang baru di Palu akan menjadi pusat koordinasi lintas antar lembaga. Sementara pusat rehabilitasi di wilayah Morowali akan mengadopsi pendekatan medis dan sosial, terbuka bagi siapa saja yang ingin pulih dan kembali ke masyarakat.***