Sambar.id, Bali || Direktorat IV Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intel) Kejaksaan Agung terus memperkuat peran dalam pengamanan pembangunan strategis nasional melalui pengawalan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Pengembangan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) di Pelabuhan Benoa, Bali. Proyek ini dikerjakan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, dengan total nilai pengerjaan mencapai Rp1,2 triliun.
Kegiatan tersebut ditandai dengan pelaksanaan Exit Meeting penyampaian hasil pengawalan dan pengamanan proyek oleh Tim Direktorat IV JAM-Intel (Direktorat Pengamanan Pembangunan Strategis / PPS), yang turut dihadiri langsung oleh Jaksa Agung Muda Intelijen Reda Mantovani, beserta jajaran, pada Kamis (24/07).
JAM-Intel: Proyek Harus Tepat Waktu, Mutu, dan Sasaran
Dalam sambutannya, JAM-Intel Reda Mantovani menekankan pentingnya peran Kejaksaan dalam mengawal proyek strategis nasional, bukan hanya dari sisi administratif, namun juga sebagai upaya konkret dalam menjaga agar proyek berjalan Tepat Waktu, Tepat Mutu, dan Tepat Sasaran.
“Pengamanan pembangunan strategis bukan sekadar kegiatan administratif, melainkan bagian dari upaya bersama untuk memastikan proyek berjalan dengan integritas, tanpa hambatan yang dapat merugikan negara,” tegas JAM-Intel.
Tiga Fokus Pengamanan PPS
Dalam laporan yang disampaikan oleh Direktur IV JAM-Intel, Setiawan Budi Cahyono, ruang lingkup pengamanan yang dilakukan oleh Tim PPS meliputi:
Pengamanan personil dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan proyek
Pengamanan materiil dan aset, termasuk aspek pengadaan lahan dan pemanfaatan aset negara
Koordinasi terhadap hambatan birokrasi, seperti regulasi yang tumpang tindih atau potensi pungli
Setiawan menegaskan bahwa nilai proyek yang dikawal oleh timnya kali ini mencapai Rp1,2 triliun, khususnya terkait pekerjaan pengerukan alur dan kolam Pelabuhan Benoa.
“Ini bukan akhir, tetapi menjadi cambuk bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas pengamanan ke depan,” ujarnya.
Pesan Tegas JAM-Intel: Jaga Integritas, Jauhi Transaksional
Dalam kesempatan tersebut, JAM-Intel juga memberikan arahan tegas kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk internal Kejaksaan dan pihak Pelindo, agar menjauh dari praktik transaksional dan selalu menjaga integritas serta profesionalisme dalam menjalankan pembangunan nasional.
Ia juga menegaskan bahwa pengamanan tidak menghapuskan tanggung jawab hukum personil yang terlibat, guna memastikan tidak terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan proyek.
Peninjauan Lapangan dan Presentasi PT Pelindo
Setelah sambutan dan paparan hasil kegiatan, jajaran JAM-Intel melakukan peninjauan langsung ke lokasi dan mendengarkan presentasi teknis dari manajemen PT Pelindo mengenai progres pelaksanaan proyek BMTH. Proyek ini ditujukan untuk meningkatkan daya tarik wisata maritim nasional serta memperkuat posisi strategis Pelabuhan Benoa sebagai pusat destinasi kapal pesiar dan logistik pariwisata di kawasan timur Indonesia. (*/sb)