Makan Siang Gratis? Realita di SD Negeri Daya 1 Makassar Mengejutkan!

Sambar.id, Makassar, Sulsel - Janji Makan Gratis Dipertanyakan, Orang Tua Siswa SD Negeri Daya 1 Keluhkan Bekal Wajib dan Sekolah Tak Layak, Senin, 4 Agustus 2025.


Program makan siang gratis yang menjadi salah satu prioritas nasional era Presiden Prabowo Subianto, mulai dipertanyakan realisasinya di Kota Makassar. 

Baca Juga: Amanat Presiden Dibajak Elit Kota Daeng?, LMP Tak Diam!

Di tengah gegap gempita janji pemerintah, sejumlah orang tua siswa di UPT SPF SD Negeri Daya 1, Kecamatan Biringkanaya, justru mengeluhkan kewajiban membawa bekal sendiri setiap hari.


"Saya bingung. Katanya ada program makan gratis, kenapa anak-anak masih disuruh bawa nasi tiap hari? Kami ini rakyat kecil, berharap sekali pada program itu. Tapi kenyataannya? Belum ada sama sekali,” ungkap salah satu orang tua siswa, Senin (4/8/2025).


WC Tak Layak, Anak Terpaksa Pulang untuk Buang Air.


Kekecewaan orang tua siswa tidak berhenti pada urusan bekal. Mereka juga menyoroti kondisi sanitasi dan kebersihan sekolah yang memprihatinkan. 


Fasilitas kamar mandi disebut tidak layak pakai, jorok, dan bau, hingga memaksa anak-anak – terutama yang duduk di kelas 1 – pulang ke rumah hanya untuk buang air kecil atau besar.

Baca Juga: Tajam Amanat Prabowo!, Tumpul di Sinjai?

"Kalau anak-anak mau buang air, mereka pulang cari WC di rumah karena WC sekolah bau dan kotor. Apalagi anak kelas 1, kasihan kalau harus tahan terlalu lama," tambahnya.


Ruang Kelas Rawan Roboh, Keselamatan Siswa Terancam

Yang paling mengkhawatirkan, salah satu ruang kelas 1 disebut sudah dalam kondisi nyaris roboh, dengan plafon lapuk dan struktur atap mengkhawatirkan. 

Baca Juga: Negara Wajib Jaga Simbol!, Dzoel SB: Jangan Buta, Tuli, dan Bisu Dibalik Jeritan Rakyat Bawah?

Orang tua khawatir, jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kecelakaan fatal bagi siswa maupun guru.


Pengabaian Amanat Presiden?


Presiden Prabowo telah menegaskan bahwa program makan siang dan susu gratis untuk pelajar adalah bagian dari strategi pembangunan SDM nasional. Namun realisasinya di Kota Makassar masih jauh dari harapan.


“Jika program makan gratis tidak kunjung dijalankan, lalu di mana letak keseriusan pemerintah daerah dalam melaksanakan amanat Presiden?” sindir salah satu pemerhati pendidikan di Makassar.


Kewajiban Bekal Berdalih “Kebiasaan Anak Hebat”

Ironisnya, orang tua juga diminta untuk mencetak dan mengisi jurnal harian bertajuk 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, salah satunya terkait kebiasaan makan sehat dan bergizi. Dalam praktiknya, setiap hari siswa diwajibkan membawa bekal lengkap dari rumah berupa nasi, sayur, lauk (ikan/ayam), serta buah atau susu.


"Tabe, ini ada jurnal harian yang harus diceklist setiap hari. Kita print PDF-nya lalu mulai checklist di bulan Agustus," ujar salah satu guru dalam pesan kepada orang tua.


"Makan sehat bergizi jadi bagian dari program. Anak-anak wajib bawa bekal berat, tidak boleh mie instan, nugget, atau makanan olahan. Kegiatan ini akan didokumentasikan sebagai pelaporan," imbuhnya.


Program yang pada awalnya diharapkan sebagai solusi untuk mengurangi beban keluarga dan meningkatkan kualitas gizi anak, justru menjadi beban baru bagi keluarga yang kesulitan secara ekonomi.


Desakan Evaluasi dan Audit Menyeluruh

Pohon di lingkungan sekolah

Warga dan aktivis pendidikan mendesak agar Dinas Pendidikan Kota Makassar, Inspektorat, dan Ombudsman RI segera turun tangan. Evaluasi menyeluruh harus dilakukan terhadap:

  • Kelayakan infrastruktur sekolah
  • Sanitasi dan kebersihan
  • Realisasi program makan gratis.
  • Keselamatan gedung, khususnya ruang kelas 1 yang nyaris roboh

"Kalau pemerintah pusat sudah anggarkan, tapi pelaksanaannya mandek, patut dipertanyakan: apakah ada pembajakan amanat Presiden di level daerah?" pungkas pemerhati kebijakan publik.


Hingga berita ini diterbitkan, Kepala UPT SPF SD Negeri Daya 1, Adriani Abdullah, S.Pd., M.Pd., masih diupayakan untuk dikonfirmasi. Namun hingga saat ini, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan


Reporter:hd

Editor: Tim Redaksi – Sambar.id

Lebih baru Lebih lama