Sinjai, Sambar.id – Penolakan terhadap rencana pembukaan aktivitas pertambangan di Sinjai terus memuncak. Isyal Aprisal, Jenderal Lapangan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Rakyat (AMPERA) Sinjai, mengeluarkan peringatan keras kepada seluruh pihak yang berupaya mendorong masuknya investasi tambang di wilayah ini.
Isyal menegaskan, setiap kebijakan yang mengancam ruang hidup masyarakat akan berhadapan langsung dengan kekuatan rakyat Sinjai. Jum'at 14 November 2025
“Jika tambang dipaksakan masuk, bersiaplah melihat masyarakat mengungsi dari kampungnya sendiri. Bukan kesejahteraan yang datang, tapi bencana ekologis dan sosial. Sejarah membuktikan, tambang selalu meninggalkan luka pada alam dan penderitaan bagi rakyat,” tegasnya.
Menurut Isyal, pengalaman dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan pola yang sama: hutan rusak, tanah retak, sungai tercemar, dan banjir meningkat. Kondisi ini membuat AMPERA Sinjai menolak keras setiap bentuk eksploitasi yang mengabaikan keselamatan ekologis.
Selain itu, Isyal menyoroti minimnya transparansi dalam rencana pertambangan tersebut. Ia mempertanyakan kesiapan dokumen AMDAL, keterlibatan masyarakat dalam sosialisasi, dan motif pihak tertentu yang ingin membuka ruang bagi perusahaan tambang tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang.
AMPERA Sinjai menegaskan bahwa keselamatan ruang hidup lebih berharga dibanding keuntungan jangka pendek perusahaan tambang. Mereka siap mengonsolidasikan rakyat, mahasiswa, dan seluruh elemen sipil untuk turun ke lapangan menolak kebijakan yang dinilai menghancurkan masa depan daerah ini. (Aa)







.jpg)
