Pelantikan dan Temu 1000 Sahabat PMII Komisariat UIN Alauddin Makassar

Makassar, Sambar.id — Suara lantang dan penuh kobaran semangat menggema di aula pelantikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIN Alauddin Makassar. Acara yang semula tampak seperti seremoni biasa, berubah menjadi momentum kebangkitan pergerakan mahasiswa Islam.


“Hari ini bukan sekadar momentum pelantikan, bukan pula sekadar temu sahabat,” tegas Ketua Umum PMII Komisariat UIN Alauddin Makassar, Ahmad Hilaluddin, dalam pidato pelantikannya yang disambut riuh tepuk tangan peserta.


“Hari ini adalah tanda kebangkitan! Bukan bangkit dari kematian, melainkan bangkit dari degradasi organisasi. Ini bukti bahwa semangat sahabat-sahabat PMII di UIN Alauddin Makassar tidak pernah padam!


Dalam orasi yang menggugah itu, Hilaluddin menegaskan arah perjuangan PMII Komisariat UIN Alauddin Makassar yang akan berdiri sebagai sentrum pergerakan dan lokomotif peradaban.


“Di tengah kabut tebalnya zaman yang kian hari kian mencekik, kita masih punya harapan untuk menjadikan PMII Komisariat sebagai kiblat pergerakan — bukan hanya di skala cabang, tapi hingga skala nasional. Kita buktikan bahwa PMII UIN Alauddin Makassar bisa menjadi kiblat pergerakan di Indonesia Timur!”


Ia menegaskan, bahwa keberadaan PMII bukan sekadar tempat mencari jabatan, melainkan wadah pengabdian dan perjuangan ideologis.


“Kita di PMII bukan untuk sekadar menjabat, tapi untuk mengabdi. Kita berkumpul bukan hanya untuk bersilaturahmi, tapi untuk meneguhkan komitmen pergerakan!”


Hilaluddin juga menegaskan posisi PMII sebagai rumah ideologis yang melahirkan insan berpikir kritis, berjiwa nasionalis, dan berakhlak Aswaja.


“PMII bukan sekadar organisasi, ia adalah rumah ideologis yang melahirkan manusia berfikir kritis, berjiwa nasionalis, dan berakhlak Ahlussunnah wal Jamaah.”


Dalam suasana yang penuh energi, ia menyerukan agar seluruh kader PMII mengobarkan kembali semangat perjuangan.


“Kobarkan semangat kalian, karena ini adalah momen kita serasa dilahirkan kembali! Setelah pelantikan ini akan ada konsolidasi besar-besaran dan aksi besar-besaran. Kita buktikan bahwa PMII ada dan berpihak pada rakyat yang lemah maupun dilemahkan!”


Seruannya menegaskan garis tegas perjuangan PMII — berpihak pada keadilan sosial dan keberanian menantang kesewenang-wenangan.


“Kita bukan generasi penonton — kita adalah pelaku sejarah! Hari ini kita dilantik, besok kita bergerak, dan kelak sejarah akan mencatat bahwa PMII Komisariat UIN Alauddin Makassar selalu memegang teguh tujuan mulia itu.”


Di akhir pidatonya, Hilaluddin menggetarkan ruangan dengan deklarasi pengabdian total:


“Hari ini saya nyatakan — Lillahi ta’ala untuk PMII! PMII bagi saya adalah kapal. Jika ia karam di tengah lautan, maka saya adalah orang terakhir yang akan tinggal dan tenggelam bersama organisasi ini.”


Pelantikan ini bukan sekadar seremonial — tapi menjadi babak baru pergerakan intelektual dan moral PMII UIN Alauddin Makassar. Sebuah pernyataan keras bahwa pergerakan tidak pernah padam, hanya menunggu saat untuk menyala lebih terang dari sebelumnya.

Lebih baru Lebih lama