SAMBAR.ID |
JAKARTA – Insiden kecelakaan yang melibatkan mobil operasional Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga menabrak sejumlah siswa di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis (11/12/2025) pukul 07.00 WIB, memicu keprihatinan dan perhatian luas dari publik.
Fakta Insiden Cilincing
Rekaman video yang beredar luas menunjukkan insiden tersebut. Video tersebut merekam para siswa yang tengah mengikuti kegiatan baris-berbaris terseruduk kendaraan pengangkut makanan MBG. Akibatnya, sejumlah siswa tampak terpental dan tergeletak.
Peristiwa tersebut memancing reaksi keras dari masyarakat. Publik kini mempertanyakan standar keselamatan serta tata kelola operasional program di lapangan.
Persoalan Berantai MBG Jadi Sorotan
Kejadian ini hadir di tengah rangkaian persoalan lain yang sebelumnya mencuat terkait pelaksanaan MBG. Sebelumnya, program yang menjadi prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto itu mendapat sorotan tajam dari publik.
Sorotan itu disebabkan oleh beberapa laporan mengenai kasus keracunan makanan, temuan belatung pada menu tertentu, hingga kritik terhadap kelayakan konsumsi beberapa paket makanan.
Publik mempertanyakan standar keamanan, proses distribusi, dan sistem pengawasan yang selama ini diterapkan.
Proses Hukum dan Respons Pemerintah
Di sisi lain, sejumlah pihak menduga adanya upaya merusak citra program. Namun, aparat berwenang hingga kini belum menemukan bukti kuat yang menunjukkan adanya unsur kesengajaan dari kelompok tertentu. Dugaan itu dinilai masih spekulatif dan menunggu penelusuran lebih lanjut.
Pemerintah juga menegaskan bahwa mereka akan memproses setiap laporan terkait kualitas makanan maupun insiden operasional sesuai prosedur, termasuk pemeriksaan internal serta audit mendalam terhadap rantai distribusi.
Alternatif Solusi Mencuat
Di tengah meningkatnya perhatian publik, kekhawatiran bahwa berbagai insiden ini dapat memengaruhi persepsi masyarakat dan keberlanjutan program MBG muncul. Namun, pemerintah menyatakan komitmennya untuk terus melakukan evaluasi menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak demi meningkatkan kualitas dan keamanan program.
Terkait hal tersebut, sejumlah tokoh masyarakat, pemerhati pendidikan, hingga orang tua murid mulai menyuarakan berbagai alternatif solusi.
Salah satu usulan yang mengemuka adalah evaluasi total terhadap mekanisme distribusi makanan yang dianggap rawan menimbulkan masalah. Beberapa pihak mengusulkan agar skema program diubah menjadi bantuan uang tunai. Dengan skema ini, orang tua dapat menyiapkan bekal anak secara mandiri.
Usulan lain adalah mengalihkan anggaran MBG ke program sekolah gratis. Usulan ini dinilai dapat meringankan beban keluarga sekaligus mengurangi risiko terkait pengelolaan makanan massal.
Sumber: Warga-Net
(Redaksi)








.jpg)
